(IslamToday ID) – Pemerintah Vietnam secara resmi mengajukan protes terhadap China dan Filipina atas aktivitas mereka di Kepulauan Spratly yang dinilai melanggar kedaulatan Vietnam. Langkah ini menyoroti ketegangan yang terus berlangsung di wilayah sengketa Laut China Selatan (LCS).
“Vietnam meminta semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dari tindakan-tindakan yang dapat memperumit situasi serta mematuhi hukum internasional,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Pham Thu Hang, dalam pernyataan yang diunggah di situs resmi pemerintah pada Sabtu (3/5/2025). Ia juga menyerukan agar setiap negara berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Laut China Selatan.
Pernyataan itu disampaikan sebagai respons terhadap aktivitas terbaru China dan Filipina di beberapa area yang disengketakan di dekat Kepulauan Spratly.
Pada akhir April, China mempertegas klaim kedaulatannya atas sebuah terumbu karang tak berpenghuni di Laut China Selatan dengan menancapkan bendera nasional di lokasi tersebut. Hanya beberapa hari berselang, militer dan penjaga pantai Filipina melakukan operasi di Sandy Cay—sebuah gugusan karang kecil—untuk memperkuat apa yang mereka sebut sebagai “latihan rutin dan sah” terkait kesadaran wilayah dan yurisdiksi maritim di Laut Filipina Barat, istilah yang digunakan Filipina untuk menyebut wilayah di dalam zona ekonomi eksklusifnya.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, dan dalam beberapa tahun terakhir telah membangun sejumlah pulau buatan di kawasan tersebut. Namun klaim itu juga diperebutkan oleh beberapa negara lain, termasuk Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia, dan Taiwan, yang masing-masing memiliki klaim atas sebagian wilayah maritim tersebut dan terus berselisih dengan China mengenai batas-batas wilayah yang sah.[sya]