(IslamToday ID) – Pakistan menuduh India mendalangi pengeboman pinggir jalan di provinsi Balochistan yang bergolak yang menewaskan tujuh tentara Pakistan pada Selasa (6/5/2025).
Militer Pakistan menyalahkan Tentara Pembebasan Baloch (BLA), menyebutnya sebagai proksi India, atas penanaman alat peledak rakitan tersebut, kata laporan yang dikutip dari The Cradle, Rabu (7/5/2025).
BLA adalah salah satu dari beberapa kelompok pemberontak yang beroperasi di Balochistan, wilayah kaya mineral yang menjadi tuan rumah bagi proyek infrastruktur utama China, termasuk Pelabuhan Gwadar.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya permusuhan setelah pembantaian 22 April di Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 26 turis Hindu.
India menyalahkan serangan itu pada kelompok yang disebut ‘The Resistance Front’ (TRF), yang menurutnya merupakan proksi dari Lashkar-e-Taiba yang berpusat di Pakistan. Islamabad sendiri membantah terlibat dan menyerukan penyelidikan internasional sebagai gantinya.
Pada tanggal 29 April, Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan kebebasan operasional penuh kepada militer untuk melakukan pembalasan. Ia memimpin pertemuan tingkat tinggi dengan para kepala pertahanan dan keamanannya, yang mengisyaratkan bahwa tanggapan militer dapat segera dilakukan.
Modi berjanji untuk mengejar para penyerang dan sponsor mereka “sampai ke ujung bumi,” sebuah pernyataan yang secara luas ditafsirkan sebagai peringatan bagi Pakistan.
Sebagai tanggapan, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan Islamabad telah memperkuat posisi militernya, memperingatkan akan adanya serangan India yang akan segera terjadi. Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan pejabat tinggi mengunjungi markas besar badan mata-mata ISI untuk meninjau keamanan nasional.
Situasi ini telah mengundang perhatian internasional. Dewan Keamanan PBB diberi pengarahan tentang ketegangan antara kedua negara Asia Selatan pada tanggal 6 Mei. Sekretaris Jenderal António Guterres menyerukan penahanan diri secara maksimal dan dialog untuk menghindari konfrontasi militer yang dapat dengan mudah lepas kendali.
India dan Pakistan telah saling berseteru secara diplomatik dan ekonomi, termasuk menangguhkan sebagian Perjanjian Perairan Indus dan hubungan perdagangan.
Meskipun India saat ini bukan anggota Dewan Keamanan PBB, India dilaporkan telah melobi anggota dewan untuk menghindari internasionalisasi sengketa tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah menawarkan diri untuk menjadi penengah, mendesak kedua belah pihak untuk mengupayakan penyelesaian damai atas gejolak terbaru dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun. [ran]