(IslamToday ID) –Presiden Donald Trump mengatakan ia berencana mengadakan konferensi pers hari ini, Kamis (8/5/2025), untuk mengumumkan “PERJANJIAN PERDAGANGAN UTAMA DENGAN PERWAKILAN NEGARA BESAR DAN SANGAT DIHORMATI.”
Melalui unggahan di Truth Social, Trump menyebut konferensi pers di Ruang Oval dijadwalkan pada pukul 10 pagi waktu Washington. Meski begitu, ia tak menjelaskan negara mana yang dimaksud.
The New York Times melaporkan kesepakatan tersebut akan dilakukan dengan Inggris Raya, mengutip tiga narasumber yang mengetahui rencana tersebut, meski rinciannya belum jelas. Poundsterling terus menguat setelah laporan tersebut.
Trump menghadapi tekanan politik untuk mencari jalan keluar dari rencananya menaikkan tarif AS ke level tertinggi dalam satu abad. Jajak pendapat menunjukkan warga Amerika kecewa dengan pengelolaan ekonomi ala Trump. Indeks S&P 500 naik sebanyak 0,5% setelah pengumuman Trump.
Rincian pengumuman tersebut belum dijelaskan, tetapi Trump mengisyaratkan hal itu akan menjadi yang pertama dari sekian banyak pengumuman yang akan dilakukannya. Ia mengaku ingin menghilangkan hambatan terhadap ekspor AS dan meredakan gejolak pasar akibat tarifnya.
Setiap kesepakatan akan disertai dengan peringatan signifikan. Pakta perdagangan skala penuh biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dinegosiasikan, dan pembicaraan dengan beberapa negara berpusat pada, paling banter, kesepakatan utama tentang komitmen dan niat yang mungkin meninggalkan banyak detail yang secara tradisional termasuk dalam perjanjian dagang komprehensif untuk dinegosiasikan nanti.
Gedung Putih belum merespons untuk memberi rincian terkait negara yang terlibat atau cakupan kesepakatan potensial apa pun.
Para pejabat pemerintahan Trump sedang melakukan berbagai negosiasi simultan dengan banyak negara, setelah Trump menangguhkan tarif pada lebih dari 50 negara yang mengalami defisit perdagangan substansial dengan AS, yang diumumkan sebagai bagian dari serangan tarif “Hari Kemerdekaan” pada 2 April, serta pungutan global sebesar 10% yang diterapkan pada hampir semua mitra dagang AS.
Gedung Putih juga telah mengeluarkan tarif sektoral, termasuk untuk baja dan mobil, dan mengancam akan ada lebih banyak lagi tarif pada berbagai industri, mulai dari farmasi, kayu hingga film buatan luar negeri.
Kerangka Kesepakatan
Trump memberikan beberapa indikasi tentang garis besar kesepakatan dagang yang bisa disetujui, meski para pembantunya mengindikasikan bahwa pengumuman awal mungkin akan berfungsi sebagai kerangka untuk negosiasi tambahan di kemudian hari.
Presiden AS juga berulang kali menolak untuk mengatakan apakah ia bersedia menegosiasikan tarif di bawah tarif dasar 10% yang diberlakukannya pada hampir semua negara awal tahun ini.
Inggris dan AS telah melakukan diskusi intensif tentang perjanjian ekonomi yang akan mengurangi dampak dari beberapa tarif. Menurut narasumber yang mengetahui masalah ini, tim pejabat Inggris di Washington menegosiasikan persyaratan pekan ini.
Awal pekan ini, Kementerian Bisnis dan Perdagangan Inggris mengatakan pembicaraan “sedang berlangsung,” tetapi mereka tidak akan “memberikan komentar mengenai rincian diskusi langsung atau menetapkan jadwal apa pun.”
“Kami akan terus melakukan pendekatan yang tenang dan mantap dalam pembicaraan dan bertujuan untuk menemukan resolusi guna membantu mengurangi tekanan pada bisnis dan konsumen Inggris,” kata kementerian itu dalam pernyataan.
Inggris mengumumkan kesepakatan dagang baru yang luar biasa dengan India pada Selasa, kesepakatan terbesar yang ditandatangani Inggris sejak meninggalkan Uni Eropa karena berupaya memperdalam hubungan ekonomi dengan negara-negara lain di tengah dampak tarif Trump.
Negara-negara lain yang sedang melakukan perundingan tingkat tinggi, termasuk Jepang, India, dan Israel. Trump mengejutkan para negosiator Jepang dengan secara pribadi bergabung dalam pembicaraan bulan lalu.
Wakil Presiden JD Vance melakukan perjalanan ke India untuk berdiskusi, yang mencakup perdagangan. Presiden AS juga menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih untuk membicarakan isu-isu perdagangan.
Meski pengumuman apa pun kemungkinan besar akan mengangkat pasar, investor akan mengamati dengan cermat sejauh mana Trump bersedia mencabut tarif besar-besaran yang diberlakukan pada 2 April.
Negosiasi dengan China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia masih dalam tahap awal. Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng pekan ini di Swiss mengenai perdagangan. Bessent menyebut pembicaraan tersebut akan fokus pada de-eskalasi daripada kesepakatan dagang yang besar.
Trump sebelumnya mengatakan tidak bersedia untuk menurunkan tarif terhadap China lebih dulu untuk membuka negosiasi dagang yang lebih substantif dengan Beijing.
“Tidak,” kata Trump pada Rabu ketika ditanya reporter apakah ia terbuka untuk membatalkan bea masuk sebesar 145% atas impor dari China untuk membawa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu ke meja perundingan.[sya]