IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
Inda Berhasil Luncurkan Rudal Balistik Dari Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Bendera India (Reuters)

Home Internasional

Video Viral Tunjukan Warga Prayagraj di India Injak Poster La ilaha Illallah

Jumat, 09 Mei 2025 • 22:00
Reading Time: 3 mins read
by Syeh Adni
  • Syeh Adni

(IslamToday ID) – Sebuah video viral dianggap meresahkan dari Prayagraj di Negara Bagian Uttar Pradesh, India, yang memperlihatkan beberapa orang menginjak poster bendera Pakistan dan lainnya poster bertuliskan Kalimatullah (La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah). Video yang juga disiarkan The Observer Post tersebut telah memicu kemarahan di komunitas Muslim dunia.

Video itu merekam poster yang sengaja dipasang di jalan yang ramai di kota yang sebelumnya bernama Allahabad tersebut. Tindakan yang tidak senonoh tersebut, yang terekam dalam video, dikutuk secara luas sebagai upaya untuk memicu ketidakharmonisan komunal.

Insiden tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan, menyusul serangan teror yang membuat 28 warga di Pahalgam, Kashmir, tewas. India pun meluncurkan Operasi Sindoor yang menargetkan tempat persembunyian militan di Pakistan.

ADVERTISEMENT

Di tengah perang, tindakan sebagian masyarakat India tersebut tampaknya merupakan upaya yang disengaja untuk memprovokasi komunitas Muslim dan mengganggu kedamaian sosial di daerah tersebut. Video tersebut, yang muncul di berbagai platform media sosial, memperlihatkan beberapa pria berjalan di atas bendera Arab Saudi yang tercetak pada sebuah poster.

Di samping bendera tersebut terdapat pernyataan iman Islam — “La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah”, yang dianggap sebagai salah satu frasa paling suci dalam Islam. Tindakan sengaja menginjak Kalimatullah, yang difilmkan dan dibagikan ke publik, telah menuai kritik keras dari berbagai pihak, terutama dari para pemimpin Muslim dan kelompok masyarakat sipil.

“Ini bukan sekadar penghinaan terhadap Islam, tetapi provokasi yang disengaja yang dimaksudkan untuk menyakiti perasaan umat Islam,” kata Maulana Rashid Qasmi, seorang ulama senior dari Prayagraj dikutip dari Clarionindia.net, Jumat (9/5/2025). “Mereka yang bertanggung jawab harus segera ditangkap. Kami menginginkan perdamaian, tetapi jika tindakan seperti itu dibiarkan begitu saja, itu dapat mengakibatkan konsekuensi serius.”

Baca JugaPostingan Lainnya

China dan AS Tawarkan Diri Jadi Penengah Ketegangan India-Pakistan

Ekspor China Melonjak Meski Ada Tarif AS

Balas India, Pakistan Luncurkan Operasi Militer Bunyan-un-Marsoos

De-Dolarisasi Semakin Dapat Tempat di Pasar Asia

Warga Prayagraj menyuarakan sentimen serupa. Mohammad Irfan, seorang pemilik toko di daerah tempat poster itu ditemukan, mengatakan, “Saya belum pernah melihat kebencian seperti itu. Kami selalu hidup rukun di sini. Tetapi sekarang rasanya seperti seseorang mencoba membakar lingkungan kami dengan tipu daya murahan seperti itu.”

Beberapa organisasi Muslim menuduh, insiden itu bukanlah insiden yang terisolasi, tetapi bagian dari pola yang lebih besar yang ditujukan untuk menargetkan umat Islam dan menguji kesabaran mereka. Warga Muslim di Prayagraj mengatakan, tindakan seperti itu sering kali dilakukan di sekitar acara politik atau agama besar untuk mengalihkan perhatian publik dan menciptakan suasana ketakutan dan perpecahan.

Sabir Hussain, anggota Komite Perdamaian setempat, mempertanyakan motif di balik tindakan tersebut. “Mengapa ada orang yang mencetak bendera dengan Kalima yang begitu suci dan melemparkannya ke jalan kecuali mereka ingin memprovokasi umat Islam? Ini bukan ketidaktahuan, ini adalah tindakan yang direncanakan dengan baik. Polisi harus menyelidikinya dengan serius dan mengungkap orang-orang di baliknya.”

Aktivis lokal lainnya, Shabana Parveen, mengatakan, “Setiap kali pemilihan umum sudah dekat atau ketika ada tekanan pada pemerintah karena masalah lain, beberapa orang mencoba menciptakan ketegangan agama. Kami telah melihat pola ini sebelumnya. Kami mendesak pemerintah untuk tidak menganggap enteng ini.”

Setelah video tersebut menjadi viral, pejabat polisi setempat mengunjungi tempat kejadian dan mencabut poster yang menyinggung tersebut. Namun, keterlambatan dalam tindakan dan keheningan dari otoritas yang lebih tinggi semakin memicu kemarahan publik.

Pada Jumat, sekelompok besar orang berkumpul di luar kantor kepala distrik, menuntut agar kasus tersebut didaftarkan di bawah bagian hukum yang ketat dan agar mereka yang bertanggung jawab ditangkap tanpa penundaan. Para pemimpin berbagai kelompok Muslim juga menyerahkan memorandum kepada pejabat senior polisi.

Berbicara kepada wartawan, Advokat Faheem Akhtar, seorang pemimpin masyarakat, mengatakan, “Jika pemerintah dapat mengambil tindakan dalam hitungan jam ketika sentimen kelompok lain terluka, lalu mengapa kami harus menunggu? Apakah perasaan kami tidak setara? Kami menuntut keadilan.”

Polisi Prayagraj telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki masalah tersebut dan telah mendaftarkan kasus terhadap orang-orang tak dikenal berdasarkan pasal-pasal yang terkait dengan mempromosikan permusuhan antarkomunitas dan menyakiti sentimen agama.

Meskipun ada pernyataan tersebut, para pemimpin masyarakat mengatakan bahwa mereka mengharapkan lebih dari sekadar jaminan rutin. Mereka menyerukan penyelidikan tingkat tinggi dan akuntabilitas.

Insiden tersebut juga menuai reaksi dari para pemimpin politik, beberapa di antaranya mengkritik pemerintah karena tidak bertindak cukup cepat. Dr Mohammad Tahir, mantan anggota Dewan Legislatif, mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa ini dilakukan untuk mengganggu kedamaian di Prayagraj. Keterlambatan dalam menangkap para pelaku mendorong orang lain untuk berpikir bahwa mereka dapat lolos dari tindakan seperti itu.”

Namun, tidak ada pemimpin politik senior dari partai yang berkuasa yang mengeluarkan komentar publik tentang masalah ini, yang telah menambah kemarahan di antara penduduk setempat. Prayagraj, yang dulu dikenal dengan budaya campuran dan hidup berdampingan secara damai, dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami peningkatan insiden komunal.

Episode terbaru ini telah mengingatkan banyak orang tentang perlunya upaya yang lebih kuat untuk menjaga perdamaian dan keharmonisan. Penduduk setempat telah mengimbau kedua komunitas untuk tidak terprovokasi dan tetap tenang.[sya]

Share :
Tags: Berita DuniaBerita InternasionalIndiaIslamophobia

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

Ahad, 03 Okt 2021 • 21:30
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

Senin, 20 Des 2021 • 07:44
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

Selasa, 14 Sep 2021 • 22:00
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

Rabu, 01 Sep 2021 • 19:31
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

Sabtu, 31 Jul 2021 • 17:09
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

Jumat, 02 Jul 2021 • 21:18

Related Posts

Pakistan Tutup Wilayah Udara Bagi India Imbas Serangan Kashmir

China dan AS Tawarkan Diri Jadi Penengah Ketegangan India-Pakistan

Sabtu, 10 Mei 2025 • 15:00
Tiongkok Beri Syarat Pembicaraan Dagang dengan AS

Ekspor China Melonjak Meski Ada Tarif AS

Sabtu, 10 Mei 2025 • 14:00
India Usir Separuh Staf Kedubes Pakistan, Diduga Menjadi Mata-mata

Balas India, Pakistan Luncurkan Operasi Militer Bunyan-un-Marsoos

Sabtu, 10 Mei 2025 • 12:00
De-Dolarisasi Meningkat: Deretan Negara Asia Siap Gantikan Penggunaan Dolar AS

De-Dolarisasi Semakin Dapat Tempat di Pasar Asia

Sabtu, 10 Mei 2025 • 11:00
Serangan Baru Yaman Kembali Targetkan Bandara, Israel Perpanjang Penangguhan Penerbangan

Serangan Baru Yaman Kembali Targetkan Bandara, Israel Perpanjang Penangguhan Penerbangan

Sabtu, 10 Mei 2025 • 10:00
Libatkan 125 Jet Tempur, Bentrokan Besar India-Pakistan Jadi Pertempuran Udara Terbesar Sejak PD II

Libatkan 125 Jet Tempur, Bentrokan Besar India-Pakistan Jadi Pertempuran Udara Terbesar Sejak PD II

Sabtu, 10 Mei 2025 • 07:54

Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia
Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Nasional

Sidang di MK Bagian Dari Kontrol Agar Pemilu Berjalan Luber & Jurdil, Bukan Sekadar Ritual

KPU Ngeluh Kurang Waktu Cek Ijazah Peserta Pemilu, Pakar: Abai Partisipasi & Transparansi

12 menit ago
0

Pakistan Tutup Wilayah Udara Bagi India Imbas Serangan Kashmir

China dan AS Tawarkan Diri Jadi Penengah Ketegangan India-Pakistan

20 menit ago
0

Rocky Gerung: Arus WNA China Berhubungan Dengan Strategi Geopolitik

Rocky Gerung: Membuat Kerusakan di Bumi Sama Saja dengan Memperkosa Perempuan

1 jam ago
0

Tiongkok Beri Syarat Pembicaraan Dagang dengan AS

Ekspor China Melonjak Meski Ada Tarif AS

1 jam ago
0

Suasana Ruangan Komisi III DPR RI saat Capim KPK Johanis Tanak melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan Capim KPK di Gedung Parlemen Komisi III DPR RI, Jakarta, Selasa (19/11/2024). Foto: IslamToday/Naufal Faris Mu'adz.

Komisi III DPR RI Desak Polda Metro Jaya Tindak Tegas Premanisme

2 jam ago
0

Kasus TPPU Duta Palma: Kejagung Umumkan Sita Uang Tunai Rp479 Miliar

Kasus TPPU Duta Palma: Kejagung Umumkan Sita Uang Tunai Rp479 Miliar

2 jam ago
0

Next Post
Ilustrasi Premanisme. Foto: Polda Metro Jaya

Tangani Premanisme, Komisi II DPR Minta Pemerintah Bisa Belajar dari Negara Lain

IslamToday

No Result
View All Result

Kategori

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Nasional
  • onReport
  • Qur'an Quote
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube
Twitter
TikTok
VK

Pos-pos Terbaru

  • KPU Ngeluh Kurang Waktu Cek Ijazah Peserta Pemilu, Pakar: Abai Partisipasi & Transparansi
  • China dan AS Tawarkan Diri Jadi Penengah Ketegangan India-Pakistan
  • Rocky Gerung: Membuat Kerusakan di Bumi Sama Saja dengan Memperkosa Perempuan

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • Aplikasi
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
  • ←
  • Custom channel Custom Link