(IslamToday ID) – China dan Amerika Serikat telah menawarkan untuk menengahi de-eskalasi antara India dan Pakistan setelah Pakistan mengumumkan operasi militer skala besar terhadap India.
Menurut GK News, dikutip dari Sputnik Arabic pada Sabtu (10/5/2025), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan, “Tiongkok terus mengikuti perkembangan antara India dan Pakistan dan menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi saat ini. ”
Kementerian Luar Negeri Tiongkok sangat mendesak kedua pihak untuk bertindak demi kepentingan perdamaian dan stabilitas, menahan diri, kembali ke jalur penyelesaian politik melalui cara damai, dan menghindari tindakan apa pun yang akan memperburuk ketegangan.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Marco Rubio berbicara dengan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Jenderal Asim Munir, dan mencatat bahwa ia terus mendesak kedua pihak untuk menemukan cara untuk meredakan situasi. Departemen Luar Negeri mengonfirmasi bahwa Rubio menawarkan bantuan AS dalam memulai pembicaraan konstruktif yang bertujuan menghindari konflik di masa mendatang.
Sumber keamanan Pakistan mengumumkan pagi ini kepada Geo TV lokal bahwa angkatan bersenjata Pakistan telah melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap India, yang digambarkan sebagai respons langsung terhadap provokasi India yang sedang berlangsung.
Sumber tersebut mengonfirmasi bahwa operasi tersebut mencakup serangan militer terkonsentrasi, tanpa mengungkap rincian lebih jauh mengenai target atau wilayah yang menjadi target.
Eskalasi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara, menyusul serangan 22 April di dekat Pahalgam di Jammu dan Kashmir yang menewaskan 25 warga India dan satu warga negara Nepal. New Delhi menuduh intelijen Pakistan terlibat dalam serangan itu, tuduhan yang dibantah keras Islamabad.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menegaskan kembali penyangkalan negaranya atas keterlibatan apa pun dalam serangan itu, dengan menegaskan bahwa tuduhan India tidak berdasar dan ditujukan untuk eskalasi politik dan media.
Para pengamat mengkhawatirkan eskalasi ini dapat menyebabkan konfrontasi militer yang lebih luas antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir tersebut, mengingat tidak adanya tanda-tanda de-eskalasi segera. [ran]