(IslamToday ID) – Pemerintah Pakistan dan India sepakat melaksanakan gencatan senjata penuh dan segera yang dimediasi oleh AS. Kesepakatan ini diambil beberapa hari setelah lebih dari 100 jet tempur dari kedua negara terlibat dalam pertempuran udara besar yang tidak terlihat sejak masa Perang Dunia Kedua.
“Setelah perundingan panjang yang dimediasi oleh Amerika Serikat, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan GENCATAN SENJATA PENUH DAN SEGERA. Selamat kepada kedua Negara atas penggunaan Akal Sehat dan Kecerdasan yang Luar Biasa,” Presiden AS Donald Trump mengumumkan, dikutip dari The Cradle.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengonfirmasi pengumuman mengejutkan Trump melalui media sosial, dengan mengatakan, “Pakistan dan India telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan segera. Pakistan selalu berupaya untuk mencapai perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut, tanpa mengorbankan kedaulatan dan integritas teritorialnya!”
Sementara, Menteri Luar Negeri India Vikram Misri menyatakan, “Kedua belah pihak akan menghentikan semua penembakan dan aksi militer di darat, udara, dan laut efektif mulai pukul 5 sore (1130 GMT).”
“Penghentian baku tembak dan aksi militer antara India dan Pakistan diselesaikan secara langsung antara kedua negara,” kata sumber pemerintah di New Delhi kepada AFP.
Gencatan senjata hari Sabtu terjadi setelah meningkatnya ketegangan dan bentrokan perbatasan selama berhari-hari yang mencapai puncaknya pada tanggal 6 dan 7 Mei dengan konfrontasi udara besar-besaran yang melibatkan puluhan jet tempur dari kedua belah pihak.
Pada hari Jumat, Angkatan Udara Pakistan (PAF) mengonfirmasi dalam jumpa pers di Islamabad bahwa lebih dari 100 jet dari kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran selama lebih dari satu jam. Sumber keamanan Pakistan mengatakan kepada CNN bahwa sekitar 125 jet tempur India dan Pakistan ikut serta dalam pertempuran tersebut.
Pertarungan udara besar-besaran itu melibatkan saling tembak rudal pada jarak hingga 160 kilometer. Meskipun demikian, laporan menunjukkan bahwa tidak ada pihak yang melintasi wilayah udara pihak lain.
Setelah pertempuran tersebut, Islamabad mengumumkan bahwa PAF berhasil menggunakan persenjataan buatan China untuk menembak jatuh lima pesawat tempur India: tiga Rafale buatan Prancis, satu MiG-29 buatan Rusia, dan satu Su-30MKI buatan Rusia-India.
“Jet tempur kami menembak jatuh Rafale India, tiga Rafale [yang] milik Prancis. Jet tempur kami adalah J-10C. Semua jet tempur ini merupakan hasil kerja sama dengan China,” kata Ishaq Dar, Menteri Luar Negeri Pakistan, kepada parlemen pada hari Jumat.
“Kami punya rencana. India telah mengatakan mereka akan memiliki Rafale, dan itulah sebabnya kali ini kami menargetkan pusat gravitasi mereka dalam bentuk Rafale. Inilah sebabnya Anda melihat banyak sekali [pesawat yang jatuh]. Kami bisa saja memiliki lebih banyak, tetapi kami menahan diri,” kata Wakil Marsekal Udara Pakistan Aurangzeb Ahmed dalam jumpa pers.
Di luar China, PAF adalah satu-satunya operator pesawat tempur J-10C lainnya.
Sementara itu, India membantah kehilangan pesawat tempurnya dan menyebut pernyataan Islamabad sebagai “isinformasi. Namun, pejabat AS yang berbicara dengan Reuters mengonfirmasi bahwa New Delhi kehilangan sedikitnya dua pesawatnya selama pertempuran pekan ini.
“Komunitas peperangan udara di Tiongkok, AS, dan sejumlah negara Eropa akan sangat tertarik untuk mencoba dan mendapatkan sebanyak mungkin kebenaran di lapangan tentang taktik, teknik, prosedur, peralatan apa yang digunakan, apa yang berhasil dan apa yang tidak,” kata Douglas Barrie, peneliti senior bidang kedirgantaraan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis, kepada Reuters.
“Anda bisa dibilang memiliki senjata paling canggih milik Tiongkok untuk melawan senjata paling canggih milik Barat, jika memang senjata itu dibawa; kita tidak tahu itu,” tambah Barrie.
Pada hari Kamis, BBC Verify mengumumkan bahwa mereka telah mengonfirmasi keaslian tiga video yang menggambarkan reruntuhan Rafale yang jatuh, bersama dengan klip dan gambar tambahan yang memberikan bukti jatuhnya jet India.
India melancarkan serangan udara terhadap sasaran di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan pada tanggal 6 Mei, yang memicu konfrontasi militer terburuk antara kedua tetangga bersenjata nuklir itu dalam lebih dari dua dekade.
New Delhi mengklaim serangan itu merupakan tindakan pencegahan, yang bertujuan untuk menggagalkan serangan lebih lanjut setelah 26 wisatawan Hindu tewas di wilayah Kashmir yang dikelola India bulan lalu. Islamabad membantah adanya hubungan dengan serangan 22 April itu.
Setidaknya 52 orang tewas dan 119 orang terluka sejak dimulainya perang terakhir antara kedua negara. [ran]