(IslamToday ID) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyah telah menyetujui delegasi negosiasi untuk melakukan perjalanan ke Qatar pada hari Selasa (13/5/2025) untuk berpartisipasi dalam pembicaraan pertukaran tahanan yang dipimpin AS.
Keputusan itu diumumkan setelah perdana menteri yang tengah berjuang itu bertemu dengan Utusan Khusus AS untuk Asia Barat Steve Witkoff dan Duta Besar Mike Huckabee pada hari sebelumnya dan berbicara melalui telepon dengan Presiden AS Donald Trump.
“Saya berterima kasih kepada Presiden Trump atas bantuannya dalam pembebasan prajurit IDF Edan Alexander, mengutip The Cradle.
“Presiden Trump menegaskan kembali komitmennya kepada Israel dan keinginannya untuk terus bekerja sama erat dengan saya,” tulis Netanyahu di media sosial.
“Dalam pertemuan saya dengan Utusan Witkoff dan Duta Besar Huckabee, kami membahas upaya terakhir untuk melaksanakan garis besar pembebasan sandera yang disampaikan oleh Witkoff, sebelum pertempuran meningkat. Untuk tujuan ini, saya telah menginstruksikan agar delegasi negosiasi dikirim ke Doha besok,” Netanyahu menambahkan.
Ia juga mengatakan bahwa ia telah memberi tahu sekutu-sekutu AS-nya bahwa negosiasi hanya akan dilakukan di bawah tembakan.
Pengumuman Netanyahu muncul beberapa jam setelah ia menolak laporan adanya keretakan antara dirinya dan Trump, dan menyebut hubungannya dengan presiden AS itu sangat baik.
“Para penganut aliran ini sebagian besar dari mereka lahir di sini [di Israel.] Mereka lahir di media tertentu yang mencoba mempromosikan kandidat tertentu. Dan untuk mempromosikannya, mereka perlu mengatakan, “Trump dan Netanyahu sudah tidak ada lagi,'” kata Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah di akun X miliknya.
Hal ini terjadi saat tawanan Israel-AS Edan Alexander akan dibebaskan oleh Hamas pada Senin malam. Pejabat dari Washington dilaporkan memberi tahu Tel Aviv bahwa pembebasannya akan memulai babak baru perundingan pertukaran tawanan.
Pembebasan Alexander dilaporkan memicu penghentian sebagian operasi militer Israel di Gaza.
“Sejumlah besar operasi militer memang telah dihentikan. Tidak ada serangan udara di Gaza, selain beberapa serangan, dan tidak ada penerbangan pengintaian pesawat nirawak di atas Jalur Gaza,” Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pada Senin pagi. [ran]