(IslamToday ID) – Para pemilih Filipina memberi pukulan telak pada Presiden Ferdinand Marcos Jr dan dorongan bagi klan Duterte yang kontroversial, di mana hasil Pemilu sela Senin ( 12/5/2025) menunjukkan mereka mungkin berpeluang untuk kembali menduduki jabatan tertinggi di negara itu pada tahun 2028.
Mantan Presiden Rodrigo Duterte akan menjadi wali kota Davao City meski ia ditahan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan, berdasarkan hasil Pemilu yang dirilis oleh GMA News. Kedua putranya memimpin dalam pemilihan lainnya.
Wakil Presiden yang dimakzulkan, Sara Duterte, yang menghadapi persidangan Senat atas ancaman pembunuhan terhadap Marcos, membuat para sekutunya memenangkan setidaknya empat dari 12 kursi Senat yang diperebutkan.
Jumlah ini lebih banyak dari yang diperkirakan survei-survei sebelumnya dan menambah jumlah pendukung utamanya di dewan majelis yang beranggotakan 24 orang tersebut.
“Akan lebih sulit untuk mendapatkan vonis bersalah,” kata Maria Ela Atienza, profesor ilmu politik di University of Philippines dalam wawancara dengan Bloomberg Television. “Akan ada banyak negosiasi sekarang.”
Meski sidang Senat, yang diharapkan pada Juli, masih menyimpan bahaya bagi Sara, butuh dua pertiga suara majelis untuk menjatuhkan hukuman, yang akan melarangnya berpolitik.
Namun, para kandidat yang didukung Marcos tampaknya hanya akan memenangkan enam kursi Senat, lebih sedikit dari yang diantisipasi, di tengah kekhawatiran yang meluas akan biaya hidup dan perselisihan dengan wakilnya.
Jajak pendapat menunjukkan Sara Duterte akan menjadi kandidat populer untuk Pemilihan Presiden tahun 2028, ketika Marcos harus mundur setelah masa jabatannya selama enam tahun berakhir.
Hal ini bisa berimplikasi pada kebijakan luar negeri karena Marcos telah menjadi sekutu setia AS, menentang China atas klaim maritimnya di Laut China Selatan. Masa jabatan Rodrigo Duterte membuatnya mendekati Beijing dan mengkritik Washington.
Pasar saham Filipina naik 1,7% pada Selasa (13/5/2025), sedangkan peso turun sebanyak 0,7% terhadap dolar setelah pasar ditutup pada Senin, meski pendorong utamanya adalah kabar gencatan senjata perang dagang AS-China selama 90 hari.
“Hasil Pemilu mencerminkan menurunnya popularitas Marcos Jr, kebangkitan klan Duterte, dan masuknya kembali oposisi liberal tradisional ke dalam politik tingkat tinggi,” kata Anthony Lawrence Borja, profesor di De La Salle University, Manila. “Ini merupakan kejutan yang disambut baik oleh kaum liberal dan tidak diharapkan oleh pemerintah.”
Kandidat liberal Bam Aquino dan Kiko Pangilinan akan kembali ke Senat setelah didukung oleh Leni Robredo, mantan Wapres yang pernah mencalonkan diri melawan Marcos pada tahun 2022. Mereka tertinggal dalam survei pra-Pemilu, tapi memenangkan suara pemilih dengan menghindari perseteruan Duterte-Marcos dan fokus pada isu-isu mata pencaharian, seperti makanan, pendidikan, dan pekerjaan.
Kinerja kandidat liberal itu menunjukkan kemunculan mereka sebagai alternatif dari Marcos dan Duterte, juga menggarisbawahi bagaimana pertumbuhan ekonomi yang melampaui 5% tidak memberi keuntungan bagi semua orang di negara berpenduduk 114 juta orang tersebut.
Hal ini mungkin akan menekan Marcos untuk membelanjakan lebih banyak dana untuk bantuan dalam tiga tahun terakhir masa jabatannya.
Namun, masih ada ruang untuk menghabiskan lebih banyak uang: negara ini mendapat peringkat investasi BBB, kredit layak investasi dari Fitch Ratings pada 29 April, di mana prospek pertumbuhan jangka menengah yang kuat akan membantu mengurangi utang sebagai rasio produk domestik bruto.
“Kami mungkin tidak memenangkan semua kursi, tetapi pekerjaan dan misi kami terus berlanjut,” kata Marcos dalam unggahan di Facebook yang mengutip ayahnya, mendiang diktator Filipina. “Kepada mereka yang baru terpilih, terlepas dari partai atau koalisi, saya mengulurkan tangan saya.”
Adik perempuan presiden, Imee Marcos, ada di jalur yang tepat untuk terpilih kembali sebagai senator setelah menyingkirkan kakak laki-lakinya untuk bergabung dengan Sara Duterte dalam kampanye.
Anggota Kongres Camille Villar, putri dari orang terkaya Filipina, Manuel Villar, juga akan menjadi senator. Namun, meski menjadi bagian kandidat dari keluarga Marcos, dia juga meminta dukungan dari Sara Duterte pada akhir masa kampanye demi meningkatkan peluangnya.
Setelah mencalonkan diri sebagai Capres dan Cawapres pada tahun 2022, hubungan Marcos-Duterte retak. Pada November lalu, Sara mengatakan bahwa jika ia dibunuh, ia telah mengatur pembunuhan balas dendam terhadap Marcos dan istrinya.
Ayahnya, Rodrigo Duterte, yang sesumbar telah menggunakan “pasukan pembunuh” untuk mengeksekusi para penjahat, kemudian meminta militer turun tangan untuk memperbaiki pemerintahan negaranya yang “retak.”
Pernyataan Wapres tersebut, bersama dengan dugaan penyalahgunaan dana publik, menyebabkan ia dimakzulkan oleh DPR. Ia telah menyangkal tuduhan tersebut.
Hubungan memburuk pada Maret, ketika Marcos mengizinkan Rodrigo Duterte ditangkap dan dipindahkan oleh ICC ke Belanda, dengan tuduhan terlibat dalam kematian ribuan orang selama perangnya melawan narkoba. Mantan presiden yang kini berusia 80 tahun itu melawan tuduhan tersebut, dan sejumlah pemilih menyukai tindakan kerasnya.
“Duterte mengatasi masalah narkoba,” kata Jennifer Yandoc, ibu empat anak berusia 44 tahun, saat memberikan suaranya di Kota San Fernando, sebelah utara Manila, Senin.
Putra bungsu Rodrigo Duterte yang saat ini menjabat sebagai wali kota Davao, Sebastian, memimpin dalam persaingan untuk menjadi wakil wali kota, mendampingi ayahnya. Putra sulungnya, Paolo, sedang berjuang untuk mempertahankan kursinya di kongres.
“Ini bukanlah akhir—ini adalah awal yang baru,” kata Sara Duterte melalui Facebook. “Kami mengundang semua warga negara—tanpa memandang latar belakang atau afiliasi masa lalu—untuk bergabung dengan kami dalam membangun oposisi yang kuat dan berprinsip.”[sya]