(IslamToday ID) – Kabinet Israel telah menyetujui rencana yang memberlakukan pembatasan baru pada distribusi bantuan kemanusiaan dan pasokan makanan di Gaza, termasuk pengenalan wajah wajib.
“Warga Palestina akan datang ke tempat-tempat ini, terdaftar dan disaring melalui teknologi pengenalan wajah. Mereka akan mengambil paket untuk keluarga mereka,” kata jurnalis NPR Daniel Estrin, dikutip dari The Cradle, Jumat (16/5/2025).
Israel mengatakan rencana tersebut bertujuan untuk mencegah Hamas mengakses bantuan kemanusiaan.
Namun Estrin mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan, “Ini sebenarnya bagian dari strategi yang lebih besar untuk membuat warga sipil Palestina pindah secara massal ke wilayah Gaza yang lebih kecil dan lebih terkonsolidasi sehingga militer dapat memperluas wilayah yang diambil alihnya di Gaza.”
The New York Times (NYT) telah melaporkan pada bulan Maret bahwa Israel telah menerapkan program pengenalan wajah di Gaza, menggunakan teknologi dari perusahaan swasta Israel Corsight, serta Google Photos.
“Kadang-kadang, teknologi tersebut secara keliru menandai warga sipil sebagai militan Hamas yang dicari,” kata seorang perwira intelijen Israel yang tidak disebutkan namanya.
Program tersebut, yang awalnya digunakan untuk mencari tawanan Israel yang ditahan oleh kelompok perlawanan, diubah menjadi inisiatif pengawasan massal, menurut laporan tersebut.
PBB mengecam rencana Israel untuk mensyaratkan pengenalan wajah sebagai syarat bantuan. Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan rencana itu melanggar prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan dirancang untuk memperkuat kendali atas barang-barang yang menopang kehidupan sebagai taktik tekanan.
Tel Aviv baru-baru ini menyetujui rencana untuk memperluas serangan genosidanya di Gaza. Sejak memulai kembali perangnya pada bulan Maret, negara itu telah merebut sedikitnya 50 persen wilayah Jalur Gaza dan telah bersumpah untuk merebut lebih banyak lagi. Hal ini bertepatan dengan berlanjutnya blokade total Israel, yang telah menyebabkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza memburuk dengan cepat.
PBB telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan di seluruh wilayah Gaza.
Pada hari Kamis 915/5/2025), Presiden AS Donald Trump kembali menyerukan agar Washington mengambil alih kendali atas Gaza.
Berbicara dari Qatar, Trump mengatakan dia akan mendukung keterlibatan langsung AS di Gaza, dengan menyarankan agar AS mengambil wilayah yang terkepung itu dan mengubahnya menjadi apa yang disebutnya zona kebebasan.
“Saya punya konsep untuk Gaza. Saya akan bangga jika AS mengambilnya, menjadikannya zona kebebasan,” kata Trump.
Sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera pada tanggal 15 Mei bahwa sedikitnya 103 warga Palestina telah tewas akibat serangan udara Israel di Gaza sejak fajar.
Media sosial dibanjiri dengan video dan gambar korban luka, termasuk anak-anak, yang tiba di rumah sakit.
Kamis pagi, wartawan Palestina Hassan Samour tewas dalam serangan di rumahnya, menjadikannya wartawan ke- 216 yang tewas oleh Israel sejak dimulainya perang, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.
Wartawan Palestina yang terkenal Hassan Aslih tewas hanya dua hari sebelumnya dalam sebuah serangan di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, tempat ia memulihkan diri dari luka yang dideritanya selama serangan Israel terhadap sebuah tenda media bulan lalu.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada hari Kamis bahwa Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis kini benar-benar tidak berfungsi setelah serangan besar-besaran yang dilakukan baru-baru ini oleh angkatan udara Israel.
Layanan spesialis termasuk bedah saraf, bedah dada, kardiologi, dan oftalmologi telah dihentikan, kata kementerian, seraya menambahkan bahwa penutupan rumah sakit tersebut juga telah memutus akses pasien kanker terhadap protokol perawatan yang dapat menyelamatkan nyawa.
Israel melancarkan serangkaian serangan dahsyat di sekitar Rumah Sakit Eropa pada 13 Mei, menewaskan sedikitnya 28 orang.
Media Israel mengatakan puluhan amunisi penghancur bunker digunakan untuk menghancurkan kompleks bawah tanah milik perlawanan Palestina, dan bahwa Mohammad Sinwar yang merupakan saudara mendiang kepala Hamas Yahya Sinwar, dibunuh dalam serangan itu. Namun, pembunuhannya belum dapat dipastikan. [ran]