(IslamToday ID) – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat telah menyusun rancangan awal arsitektur sistem pertahanan udara dan rudal yang diberi nama “Golden Dome”, demikian disampaikan Juru Bicara Utama Pentagon, Sean Parnell.
Dalam pernyataannya kepada Bloomberg News, Parnell mengatakan bahwa setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada 27 Januari, kementerian tersebut “mengumpulkan para pemikir cemerlang” dan talenta-talenta terbaik yang ada untuk meninjau berbagai pilihan dalam pengembangan teknologi pertahanan rudal untuk melindungi wilayah AS.
Ia mengatakan Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan para petinggi Pentagon lainnya siap mengumumkan arah yang akan mereka ambil dalam beberapa hari mendatang.
Kantor Anggaran Kongres AS memperkirakan bahwa pengembangan dan peluncuran sistem ini dapat menelan biaya hingga 542 miliar dolar AS (sekitar Rp8,9 kuadriliun) dalam kurun waktu 20 tahun.
Salah satu komponen paling kontroversial dari proyek ini adalah jaringan pencegat berbasis luar angkasa, yang diperkirakan memerlukan biaya sekitar 161 miliar dolar AS (sekitar Rp2,6 kuadriliun), bahkan dalam skenario biaya terendah.
Menurut Kantor Anggaran, total biaya akan bergantung pada harga peluncuran sistem dan jumlah senjata yang akan ditempatkan di orbit.
Menurut perintah eksekutif Trump yang dikeluarkan pada tanggal 27 Januari, arsitektur ‘Kubah Emas’ itu harus mencakup rencana untuk mempertahankan diri terhadap rudal balistik, hipersonik, dan rudal jelajah canggih; mempercepat penyebaran sensor pelacak berbasis ruang angkasa balistik dan hipersonik; dan mengembangkan serta menyebarkan pencegat berbasis ruang angkasa yang mampu mencegat rudal selama fase roket pendorong aktif atau “boost phase”.[sya]