(IslamToday ID) – Perdana Menteri Israel sekaligus penjahat perang yang dicari secara internasional Benjamin Netanyahu mengumumkan pada Rabu (21/5/2025) bahwa pelaksanaan rencana AS untuk mengusir warga Palestina dari Gaza merupakan syarat mutlak untuk mencabut pengepungan di jalur tersebut.
“Saya siap mengakhiri perang di Gaza, dengan syarat-syarat yang jelas yang akan menjamin keselamatan Israel dan semua sandera pulang, Hamas meletakkan senjata, turun dari kekuasaan, para pemimpinnya diasingkan dari Jalur Gaza. Gaza dilucuti sepenuhnya, dan kami melaksanakan rencana Trump. Sebuah rencana yang sangat tepat dan revolusioner,” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu malam, dikutip dari The Cradle.
Pekan lalu, Trump menggandakan rencananya untuk membersihkan Gaza dari warga Palestina selama kunjungannya ke Qatar, dengan bersikeras agar daerah kantong yang terkepung itu diubah menjadi zona kebebasan.
“Gaza telah menjadi wilayah kematian dan kehancuran selama bertahun-tahun,” kata Trump.
“Saya punya konsep untuk Gaza yang menurut saya sangat bagus, jadikan itu zona kebebasan. Biarkan Amerika Serikat terlibat dan jadikan itu zona kebebasan.”
Dalam pidatonya hari Rabu, Perdana Menteri Israel juga menekankan bahwa operasi ‘Kereta Perang Gideon’ yang sedang berlangsung dimaksudkan untuk menyelesaikan perang dan pekerjaan.
“Pasukan kami mengambil alih lebih banyak wilayah untuk membersihkan diri dari teroris dan infrastruktur teror Hamas,” katanya, seraya menambahkan bahwa, pada akhir operasi, yang diperkirakan berlangsung selama satu tahun, seluruh wilayah Gaza akan berada di bawah kendali keamanan Israel, dan Hamas akan dikalahkan sepenuhnya.
Menanggapi seruan yang semakin meningkat dari sekutu dekatnya untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, Netanyahu menyatakan bahwa Tel Aviv dan Washington telah mengembangkan rencana bantuan kemanusiaan yang akan dilaksanakan dalam tiga tahap.
Ia menggambarkan tahap pertama sebagai masuknya makanan pokok sekarang. Ini akan diikuti oleh pembukaan pusat distribusi bantuan yang dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang berpusat di Swiss, yang telah mempekerjakan tentara bayaran AS dan Mesir untuk mendistribusikan bantuan di pusat-pusat tersebut.
Netanyahu mengatakan langkah ketiga adalah pembentukan zona steril di Gaza selatan untuk tempat berlindung penduduk Palestina.
“Di zona ini, yang akan sepenuhnya bebas dari Hamas, penduduk Gaza akan menerima bantuan kemanusiaan penuh,” jelasnya.
Meskipun menjamin bahwa bantuan kemanusiaan akan sampai ke warga Palestina, pada hari Rabu, Kantor Media Pemerintah Gaza mengonfirmasi bahwa tentara Israel terus memblokir semua bantuan untuk mencapai penduduk Gaza yang kelaparan selama 81 hari berturut-turut.
PBB juga telah mengonfirmasi bahwa Israel masih memblokir makanan untuk memasuki wilayah kantong itu, dengan hanya lima truk bantuan yang mencapai Gaza hingga Selasa sore, dua di antaranya dilaporkan membawa kain kafan, bukan makanan dan obat-obatan [ran]