(IslamToday ID) – Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam menegaskan serangan Israel yang berulang kali terhadap Lebanon selatan dan Bekaa tidak akan menghalangi negara tersebut untuk menyelenggarakan pemilihan umum daerah di provinsi selatan dan Nabatieh, yang dijadwalkan pada Sabtu (24/5/2025).
Mengomentari serangan Israel di Lebanon, Salam mengatakan, “Serangan itu terjadi pada saat yang berbahaya menjelang pemilihan umum daerah di selatan.”
Dia menekankan bahwa pelanggaran ini tidak akan menghalangi negara dari komitmennya terhadap proses pemilihan umum dan perlindungan Lebanon dan rakyat Lebanon,” menurut Kantor Berita Nasional Lebanon seperti dikutip dari Sputnik Arabic, Jumat (23/5/2025).
Perdana Menteri Lebanon menyerukan “tekanan internasional yang lebih besar diberikan kepada Israel agar segera menghentikan serangannya dan menarik diri sepenuhnya, sesuai dengan perjanjian penghentian permusuhan dan pelaksanaan Resolusi 1701.”
Lebanon Selatan dan Lembah Bekaa menyaksikan serangkaian serangan udara Israel yang menargetkan lingkungan perumahan di Toul, Nabatieh, Lebanon selatan, dua serangan yang menargetkan pinggiran kota Toulin, dan lainnya menargetkan Qleileh dan Al-Aziziyah di distrik Tirus, Jabal al-Rayyan, dan Wadi Barja. Pesawat-pesawat tempur Israel juga menargetkan pinggiran Bouday di Lembah Bekaa, menurut media Lebanon.
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengumumkan bahwa tentara Israel menargetkan situs militer yang berisi peluncur rudal Hizbullah dan peralatan tempur di Lembah Bekaa, setelah aktivitas Hizbullah terdeteksi di dalam situs tersebut. Ia mencatat bahwa infrastruktur Hizbullah, peluncur rudal, dan peluncur roket di Lebanon selatan diserang.
Israel berulang kali menyerang sasarannya di Lebanon selatan, meskipun ada perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri konfrontasi dengan Hizbullah Lebanon yang meletus pada Oktober 2023.
Tentara Israel seharusnya menyelesaikan penarikan pasukannya dari wilayah yang didudukinya di Lebanon selatan , tetapi mereka menegaskan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di “zona penyangga” di Lebanon, di lima titik pengamatan di sepanjang garis perbatasan “untuk memastikan perlindungan permukiman utara.” [ran]