(IslamToday ID) – Gerakan Hamas Palestina pada Jumat (23/5/2025) menanggapi seruan Perwakilan Republik AS Randy Fein untuk tidak menggunakan senjata nuklir terhadap Jalur Gaza, dengan mengutip tindakan negaranya di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, selama Perang Dunia II.
Gerakan tersebut mengutuk pernyataan Fine, menggambarkan pidatonya sebagai kebencian dan menghasut genosida.
Mengutip Sputnik, Sabtu (24/5/2025), Hamas mengatakan, “Seruan ekstremis ini adalah kejahatan total dan bukti rasisme fasis yang mengatur pemikiran beberapa politisi Amerika. Ini menyerukan kecaman dari pemerintah dan Kongres AS, yang telah menjadi platform untuk membenarkan dan mendorong kejahatan pendudukan, karena menyambut penjahat perang Netanyahu.”
Ia menambahkan, “Pernyataan-pernyataan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip-prinsip hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa, serta hasutan publik untuk menggunakan senjata pemusnah massal terhadap lebih dari dua juta warga sipil.”
Hamas juga menegaskan, “Meskipun ada seruan brutal ini, seruan ini tidak akan melemahkan tekad rakyat kami atau keyakinan mereka terhadap keadilan perjuangan mereka. Sebaliknya, seruan ini akan sekali lagi mengungkap wajah sebenarnya dari pendudukan dan para pendukungnya.”
Dalam wawancara yang diterbitkan oleh media Amerika pada hari Kamis, Perwakilan AS Randy Fein menggambarkan perjuangan Palestina sebagai kejahatan dan mengatakan Palestina harus menyerah sepenuhnya.
Berbicara tentang perang di Gaza, Fine menolak perundingan gencatan senjata, dan mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik adalah melalui penyerahan diri sepenuhnya kepada mereka yang mendukung terorisme Islam, seperti yang ia katakan.
Ia menambahkan bahwa Amerika tidak bernegosiasi dengan Nazi atau Jepang, tetapi malah menggunakan bom nuklir untuk memaksa mereka menyerah, percaya bahwa apa yang terjadi di Gaza memerlukan pendekatan yang sama.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengecam keras pernyataan Fine. Ia menggambarkannya sebagai seruan eksplisit untuk genosida yang mengancam kehidupan jutaan warga Palestina, termasuk sejumlah besar anak-anak, dan menganggapnya sebagai hasutan berbahaya untuk melakukan kekerasan dan kebencian.
Dewan menuntut pemecatan Fine dari semua jabatan parlemen dan pertanggungjawabannya, dengan mencatat bahwa pernyataan-pernyataannya merupakan eskalasi berbahaya dalam retorika rasis dan anti-Muslimnya.
Ia juga meminta para pemimpin Partai Republik dan Demokrat untuk secara terbuka mengutuk pernyataan tersebut dan mengambil tindakan terhadap orang yang membuatnya.
Perlu dicatat bahwa Israel telah melancarkan perang berkelanjutan di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian dan cedera pada sekitar 174.000 warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, kerusakan besar di Jalur Gaza, dan terganggunya pasokan air, listrik, dan obat-obatan. [ran]