(IslamToday ID) – Ketegangan di kawasan Asia Timur kembali meningkat setelah China mengerahkan kapal induk Liaoning beserta empat kapal perangnya ke Laut China Timur untuk pertama kalinya. Langkah provokatif Beijing ini diumumkan Kementerian Pertahanan Jepang pada Minggu (25/5/2025), dan memicu respons cepat dari Tokyo.
Menurut pernyataan resmi Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang, kapal induk Liaoning dan empat kapal perusak lainnya terlihat berada sekitar 200 kilometer dari Kepulauan Senkaku yang dikelola Jepang namun diklaim China sebagai wilayahnya dengan nama Diaoyu. Dalam latihan tersebut, Liaoning melakukan operasi lepas landas dan pendaratan jet tempur serta helikopter militer.
Sebagai respons atas latihan tersebut, Jepang mengerahkan jet-jet tempurnya meskipun pesawat China tidak melanggar wilayah udara Jepang. Ini menjadi kali pertama kapal induk Liaoning diketahui melakukan latihan semacam itu di Laut China Timur, setelah sebelumnya hanya dilaporkan beroperasi di Samudra Pasifik.
Kepulauan Senkaku telah lama menjadi sumber ketegangan antara Jepang dan China. Jepang menasionalisasi kepulauan tersebut pada 2012 dan mengikat perjanjian dengan Amerika Serikat dalam Pasal 5 Perjanjian Keamanan AS-Jepang yang menyatakan AS akan membela wilayah Jepang, termasuk Senkaku.
Namun, China terus memperkuat klaimnya dengan meningkatkan kehadiran kapal penjaga pantai dan militer di sekitar pulau-pulau kaya sumber daya tersebut. Hingga Senin (26/5/2025), China telah mengirimkan kapal ke wilayah itu selama 189 hari berturut-turut. Tahun lalu, rekor kehadiran mencapai 355 hari.
Ketegangan kian meningkat awal Mei ini ketika sebuah helikopter Penjaga Pantai China memasuki wilayah udara teritorial Jepang di atas Kepulauan Senkaku—menandai pelanggaran udara keempat oleh China dan yang pertama oleh helikopter. Kejadian ini terjadi setelah penerbangan pesawat sipil Jepang sebelumnya di wilayah yang disengketakan.
Selain pengiriman Liaoning, Beijing juga tengah menguji coba kapal induk ketiganya, Fujian, yang dilaporkan sedang menjalani uji laut intensif. Kapal ini dilengkapi sistem peluncuran elektromagnetik terbaru yang diyakini akan meningkatkan kemampuan serangan harian dan supremasi udara serta maritim China di kawasan.
Langkah-langkah agresif Beijing di Laut China Timur menjadi sorotan dunia internasional, terutama Tokyo dan Washington, yang khawatir akan eskalasi militer di kawasan yang menjadi jalur pelayaran vital dan kaya energi tersebut.[sya]