(IslamToday ID) – Indonesia dikabarkan akan segera memperkuat kekuatan udara nasional dengan membeli pesawat tempur bekas buatan China dan Rusia. Langkah ini menandai perubahan signifikan dari pendekatan sebelumnya yang lebih berfokus pada pengadaan alutsista dari negara-negara Barat.
Menurut laporan situs penerbangan militer Alert-5, Indonesia tengah mempertimbangkan pembelian 42 unit jet tempur J-10 bekas dari China. Selain itu, proses negosiasi juga dilanjutkan untuk akuisisi pesawat tempur Su-35 dari Rusia yang sebelumnya sempat tertunda. Meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak Indonesia, China, maupun Rusia, sumber dalam yang dikutip Alert-5 menyebutkan bahwa J-10 akan dimodifikasi agar sesuai dengan persyaratan ekspor.
Pesawat tempur dari China dan Rusia disebut-sebut memiliki keunggulan dalam hal kecepatan pengiriman dibandingkan pesawat dari negara Barat yang cenderung memerlukan waktu tunggu panjang dan persetujuan rumit. “J-10 bekas akan dikirim relatif cepat karena langsung diambil dari inventaris Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat,” tulis Alert-5.
Pengumuman resmi terkait rencana ini diperkirakan akan disampaikan dalam ajang Indo Defence Expo & Forum 2025 yang akan digelar di Jakarta pada 11–14 Juni mendatang. Indonesia sendiri dikenal memiliki armada pesawat tempur yang beragam, mulai dari F-16 buatan Amerika Serikat, Su-27/30 dari Rusia, hingga British Aerospace Hawk dari Inggris.
Pada 2021 lalu, rencana pembelian Su-35 sempat dibatalkan dengan alasan keterbatasan anggaran, namun kemudian terungkap bahwa ancaman sanksi dari Amerika Serikat menjadi faktor utama di balik keputusan tersebut.
Di tengah perubahan geopolitik global, Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah resmi menjadi anggota penuh BRICS — aliansi ekonomi global yang dipimpin oleh Rusia dan China. Langkah ini dinilai semakin memperkuat orientasi Indonesia ke arah timur dalam bidang pertahanan dan kerja sama strategis.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Pertahanan Australia Pat Conroy menolak memberikan komentar langsung mengenai laporan ini. Namun, ia menegaskan bahwa Australia tetap menjaga hubungan erat dengan Indonesia yang selama ini dikenal menjalin kerja sama pertahanan dengan berbagai negara.[sya]