(IslamToday ID) – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah berjanji untuk membangun negara Yahudi Israel di Tepi Barat yang diduduki, sehari setelah pemerintah ekstremis mengumumkan pembentukan 22 pemukiman Zionis ilegal baru di wilayah Palestina.
Mengutip TRT World, Katz mengatakan pada hari Jumat (30/5/2025) bahwa langkah tersebut merupakan pesan yang jelas kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang baru-baru ini meningkatkan dukungannya terhadap Palestina dan dituduh oleh Kementerian Luar Negeri Israel melakukan perang salib melawan negara Yahudi.
Permukiman Zionis di Tepi Barat yang diduduki dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional dan merupakan hambatan besar bagi perdamaian, telah menuai kecaman luas.
Pengumuman hari Kamis tentang perluasan permukiman lebih lanjut memicu kritik tajam dari beberapa pemerintah asing dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Ini juga merupakan pesan yang jelas kepada Macron dan rekan-rekannya, mereka akan mengakui negara Palestina di atas kertas tetapi kami akan membangun negara Yahudi Israel di sini, di lapangan,” imbuh Katz.
“Kertas itu akan dibuang ke tong sampah sejarah, dan Negara Israel akan berkembang dan makmur.”
Sebelumnya, Macron mengatakan pada bulan April bahwa Prancis dapat mengakui negara Palestina paling cepat pada bulan Juni.
Berbicara saat berkunjung ke Singapura pada hari Jumat, Macron menegaskan kembali bahwa pengakuan tersebut dalam kondisi tertentu, bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga kebutuhan politik.
Ia juga mendesak negara-negara Eropa untuk memperkuat posisi kolektif terhadap Israel jika negara itu gagal mengatasi situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza.
Katz menyampaikan pernyataannya saat mengunjungi permukiman ilegal Zionis Sa-Nur di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.
Sa-Nur termasuk di antara pemukiman yang dievakuasi pada tahun 2005 selama penarikan diri Israel dari Gaza, sebuah kebijakan yang dipimpin oleh Perdana Menteri saat itu Ariel Sharon.
Sementara itu, sebuah konferensi internasional yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi dijadwalkan pada bulan Juni di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Konferensi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali solusi dua negara yang telah lama tertunda untuk konflik Israel-Palestina.
Sumber diplomatik Saudi mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Jumat bahwa Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan akan memimpin delegasi ke kota Ramallah di Tepi Barat menjadi menteri luar negeri Saudi pertama yang mengunjungi wilayah tersebut sejak pendudukannya oleh Israel pada tahun 1967. [ran]