(IslamToday ID) – Ribuan relawan Afrika Utara meluncurkan konvoi darat massal menuju Gaza pada Senin (9/6/2025), dengan tujuan untuk memutus blokade Israel melalui Mesir
Mengutip The Cradle, Selasa (10/6/2025), ekspedisi darat bernama Sumud yang berarti ketahanan dalam bahasa Arab, dipimpin oleh masyarakat sipil Tunisia dan melibatkan peserta dari Aljazair, Maroko, Mauritania, dan Libya.
“Tindakan ini dilakukan setelah penyitaan Madleen, kapal bantuan menuju Gaza yang diawaki oleh 12 aktivis internasional, aktor, petugas medis, dan pekerja bantuan lainnya yang dicegat dan ditahan oleh pasukan Israel,” kata laporan itu.
Penyelenggara mengatakan Sumud merupakan respons terhadap blokade di laut, sebuah upaya terkoordinasi untuk menekan Mesir agar membuka perlintasan Rafah dan mengizinkan aliran bantuan dan evakuasi medis.
Konvoi tersebut terdiri dari para dokter, jurnalis, anggota serikat pekerja, dan aktivis muda, yang berangkat dari beberapa kota di Tunisia, termasuk Tunis, Sousse, dan Sfax, dan diperkirakan akan meluas saat melewati Libya menuju Mesir.
Kairo belum mengeluarkan izin lewat, membuat masuknya ke Gaza menjadi tidak pasti.
Prakarsa ini telah menarik dukungan luas dari lembaga-lembaga terkemuka Tunisia, termasuk Serikat Buruh Umum, Serikat Jurnalis, dan Liga untuk Pembelaan Hak Asasi Manusia, dengan penyelenggara menyatakan lebih dari 7.000 relawan di seluruh Maghreb telah mendaftar untuk berpartisipasi.
Penyitaan Madleen oleh Israel, bagian dari Koalisi Armada Kebebasan, menuai kecaman luas dari kelompok-kelompok hak asasi manusia karena kapal kecil itu berupaya mengirimkan bantuan dan menarik perhatian terhadap apa yang disebut PBB sebagai yempat paling kelaparan di Bumi.
Lebih dari 54.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak Oktober. Pejabat PBB mengatakan daerah kantong itu berada di ambang bencana kelaparan besar-besaran.
Karena langit Gaza masih tertutup untuk penerbangan kemanusiaan dan Israel terus memblokir bantuan melalui darat dan laut, konvoi Soumoud telah menjadi upaya regional yang langka untuk memaksa membuka jalan dan menjadi ujian bagi posisi Mesir dalam pengepungan tersebut. [ran]