(IslamToday ID) – Israel telah melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, yang menargetkan program nuklirnya, para ilmuwan, dan para pemimpin militer seniornya. Mantan perwira intelijen Marinir Scott Ritter menyebut bahwa serangan tersebut sudah direncanakan oleh Israel dan AS.
“Perundingan nuklir Iran-AS selama berbulan-bulan pada dasarnya memberi “Israel kesempatan untuk melakukan kejutan maksimal guna mencapai kerusakan maksimal dengan serangan yang secara efektif merupakan serangan gabungan AS-Israel terhadap Iran,” kata Scott Ritter seperti dikutip dari Sputnik Global, Sabtu (14/6/2025).
“Ini dikoordinasikan dengan sangat ketat untuk memberi Israel kesempatan melakukan kejutan maksimal guna mencapai kerusakan maksimal. Meskipun Amerika mungkin tidak mengirimkan sumber daya atau aset untuk berpartisipasi dalam serangan ini, serangan ini dikoordinasikan dengan ketat dengan Amerika Serikat, dilakukan dengan sepengetahuan Amerika Serikat, dilakukan dengan dukungan Amerika Serikat. Ini, menurut definisi kata apa pun, merupakan serangan gabungan AS-Israel terhadap Iran,” sambungnya.
“Negosiasi nuklir Iran-AS tidak ada kemajuan sama sekali, karena Trump terbukti tidak mampu mengintimidasi Iran agar menerima tuntutan Amerika untuk tidak melakukan pengayaan sama sekali,” Ritter menyarankan bahwa dari sudut pandang strategis, Trump tidak dapat benar-benar mendorong kesepakatan tersebut karena Israel menentangnya, karena penentangan dari beberapa anggota senior Partai Republik di Senat dan Kongres, dan hanya permusuhan umum terhadap program pengayaan Iran di Amerika Serikat.
“Kita sedang berperang dengan Iran,” kata Ritter.
“Bukan berarti kita akan berperang dengan Iran. Kita memang sedang berperang dengan Iran. Kita mungkin belum mengetahuinya. Namun seperti yang saya katakan, Iran sepenuhnya menyadari apa yang terjadi. Sekarang, Iran akan mengetahui seberapa efektif pemenggalan kepala Israel, seberapa efektif pendahuluan Israel. Ini adalah serangan yang tampaknya melibatkan kapasitas pesawat nirawak yang signifikan yang ada di dalam Iran.”
“Seberapa besar kapasitas pesawat nirawak ini masih ada, kita tidak tahu. Namun, jika Iran memiliki kemampuan yang mereka klaim dan ketahanan yang mereka klaim, kita akan melihat eskalasi. Kita akan melihat Iran membalas dengan cara yang tidak berkelanjutan bagi Israel. Namun, ini adalah bagian dari jebakan Israel untuk menciptakan persepsi perjuangan eksistensial sehingga Amerika Serikat akan dihadapkan pada pilihan, membiarkan sekutu Israel menderita dan mungkin dikalahkan, atau campur tangan dan melakukan kudeta terakhir terhadap Iran. Jadi, Anda tahu, kita sedang melihat proses yang panjang dan berlarut-larut yang pada akhirnya, saya yakin, akan mengakibatkan Amerika Serikat memasuki konflik ini di pihak Israel secara langsung, meskipun secara tidak langsung, Amerika Serikat sudah menjadi peserta,” simpul Ritter. [ran]