(IslamToday ID) –
Kecelakaan pesawat Boeing 787-8 yang terjadi di India, Kamis (12/6/2025), tengah menjadi sorotan luas. Dalam peristiwa nahas tersebut, satu orang selamat, yaitu Vishwash Kumar Ramesh, yang duduk di kursi 11A dekat pintu darurat. Sementara seluruh penumpang lain tewas.
Selain kesaksian satu-satunya penyintas, proses investigasi juga tengah difokuskan pada satu aspek penting: sistem hidrolik pesawat. Sistem inilah yang bertanggung jawab atas penggerakan sayap, flap, dan beberapa instrumen penting saat pesawat lepas landas.
Flap dan Landing Gear Diduga Mengalami Masalah Hidrolik
Rekaman video saat pesawat lepas landas menunjukkan bahwa flap belakang pesawat tidak sepenuhnya terbuka, padahal seharusnya diberi sudut lebih luas untuk menyediakan daya angkat saat takeoff. Selain itu, roda pendaratan juga tampak masih turun (deploy) — sebuah indikasi bahwa proses retraksi tak berjalan mulus.
Flap dan landing gear memang bergantung pada tekanan hidrolik yang dihasilkan oleh pompa dan cairan hidrolik di pesawat. Gangguan pada sistem tersebut dapat terjadi akibat kebocoran, tekanan yang turun, atau masalah pada katup. Dalam kondisi tersebut, pesawat dapat kesulitan mencapai ketinggian yang cukup, sehingga terjadi stall dan kemudian jatuh tak jauh dari landasan pacu.
Pilot Mengirim Sinyal Mayday
Sebelum kecelakaan, kapten pesawat, Sumeet Sabharwal — instruktur penerbangan yang punya lebih dari 8.200 jam terbang — dan perwira pertama Clive Kundar (1.100 jam terbang) sempat melaporkan sinyal Mayday. Hal tersebut lebih luas diberitakan sebagai indikasi bahwa ada masalah teknis yang tengah terjadi di kokpit, dan masalah hidrolik adalah satu di antara kemungkinan yang tengah diselidiki.
Pemeriksaan Komponen Hidrolik
Pihak otoritas penerbangan dan tim investigasi tengah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap sistem hidrolik pesawat — mulai dari pompa, pipa, katup, hingga silinder — untuk mencari akar penyebabnya. Dalam proses investigasi juga tengah diteliti riwayat perawatan pesawat yang baru saja melintas rute London-Ahmedabad.
Selain masalah hidrolik, penyelidik juga tengah menyelidiki kemungkinan lain, seperti serangan burung, masalah mesin, dan kualitas bahan bakar. Sampai saat ini, tak ada indikasi terjadi ledakan, kebakaran, atau tabrakan yang dapat menjelaskan kecelakaan tragis tersebut.[sya]