(IslamToday ID) – Perang Iran-Israel yang tengah terjadi turut meningkatkan ketidakpastian perekonomian global dan dikhawatirkan akan turut mengguncang proses perdagangan internasional.
Kalangan eksportir menyatakan, eskalasi konflik dapat mendongkrak tarif pengiriman, baik melalui udara dan laut, sehingga turut menekan arus ekspor dari India ke Eropa dan beberapa negara lain, termasuk Rusia.
“Perang akan semakin merugikan perdagangan global. Situasi yang mulai membaik malah terancam kembali terganggu. Ekspor ke Eropa dan Rusia mungkin akan terdampak. Biaya pengiriman dan asuransi juga diperkirakan naik,” ujar Presiden Federasi Organisasi Ekspor India (FIEO) S C Ralhan, seperti diberitakan The Economic.
Ralhan menyebut proses konsinyasi ekspor India yang tengah berjalan perlahan juga dapat terhenti apabila situasi terus memburuk.
“Dampak langsung dari konflik Iran dan Israel dapat berupa naiknya biaya pengiriman dan asuransi, setelah satu periode tenang saat rute Laut Merah mulai normal kembali,” kata S K Saraf, pendiri dan chairman Technocraft Industries Ltdyang berbasis di Mumbai.
Bahkan, jika konflik bertahan lebih dari satu pekan, biaya pengiriman dapat melonjak hingga 50%. Iran dan Israel juga merupakan mitra dagang penting bagi India.
Selain rute Laut Merah, Selat Hormuz juga menjadi titik penting lalu lintas energi global. Selat yang terletak di antara Oman dan Iran tersebut merupakan perlintasan 21% konsumsi minyak mentah dunia. China, India, Jepang, dan Korea Selatan merupakan tujuan penting untuk minyak yang melintas di selat tersebut, Oman juga menggunakan rute tersebut untuk menyuplai gas alam cair ke India.
Sebelumnya, serangan kelompok militan Houthi yang berbasis di Yaman sempat melumpuhkan lalu lintas di Selat Bab el-Mandeb — titik penting yang menghubungkan Laut Merah, Mediterania, dan Samudra Hindia — sehingga 30% lalu lintas kontainer dan 12% dari total perdagangan global terancam.
Selain biaya dan lalu lintas, ekspor India juga turut terdampak. Ekspor India ke Israel turun dari US$4,5 miliar (2023–2024) menjadi US$2,1 miliar (2024–2025), dan impor dari Israel turun dari US$2,0 miliar menjadi US$1,6 miliar pada periode yang sama. Ekspor ke Iran juga stagnan di US$1,4 miliar, sedangkan impor dari Iran turun dari US$625 juta menjadi US$441 juta.
Ketidakpastian yang melanda proses dagang juga terjadi di tengah tekanan yang tengah dihadapi perekonomian global akibat penerapan tarif oleh AS di bawah kepemimpinan Donald Trump. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan global menjadi hanya 0,2% pada 2025, jauh di bawah perkiraan sebelumnya yang mencapai 2,7%. Ekspor India yang naik 6% (YoY) menjadi US$825 miliar pada 2024-2025 juga terancam melambat dan meleset dari target US$1 triliun, akibat gejolak geopolitik yang tengah terjadi.[sya]