(IslamToday ID)- Jurnalis ternama AS Tucker Carlson memperingatkan jika Amerika Serikat terlibat dalam konflik Israel-Iran, akan berpotensi mengakibatkan runtuhnya Kekaisaran Amerika dan menandai berakhirnya masa jabatan kepresidenan Donald Trump.
“Saya benar-benar takut negara saya akan semakin lemah karena [keterlibatan] ini. Saya pikir kita akan melihat berakhirnya Kekaisaran Amerika. Jelas, negara-negara lain ingin melihatnya, dan ini adalah cara yang sempurna untuk menenggelamkan USS America di perairan dangkal Iran, tetapi saya yakin ini juga akan mengakhiri masa jabatan presiden Trump,” kata Carlson dalam sebuah podcast dengan mantan penasihat Trump, Steven Bannon, saat berbicara tentang konflik Israel-Iran, mengutip Sputnik Global, Selasa (17/6/2025).
Lebih lanjut Carlson berpendapat bahwa Amerika Serikat sama sekali tidak siap menghadapi potensi konflik perang nyata dengan Iran.
Carlson, pendukung setia Trump, secara konsisten menyuarakan penentangannya terhadap potensi keterlibatan AS dalam konflik dengan Iran. Pada bulan April, ia menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak mampu terlibat dalam perang dengan Iran, dan menggambarkan konflik semacam itu sebagai sesuatu yang berpotensi menghancurkan dan bahkan bunuh diri.
Menyusul serangan Israel terhadap Iran pada tanggal 13 Juni, Carlson mengkritik Trump dan mengatakan bahwa dia terlibat dalam tindakan perang melawan Iran.
Pada dini hari Jumat (13/6/2025), Israel melancarkan operasi terhadap Iran, menuduhnya menjalankan program nuklir militer rahasia yang diduga mendekati titik yang tidak bisa dikembalikan. Di antara target serangan udara dan sabotase adalah fasilitas nuklir, pejabat militer senior, ilmuwan nuklir, pangkalan udara, pertahanan udara, dan rudal permukaan-ke-permukaan.
Iran, yang membantah membangun bom nuklir, membalas dengan meluncurkan rudal dan drone ke target militer dan industri pertahanan Israel.
Israel mengatakan lebih dari 20 orang tewas dan lebih dari 600 orang terluka akibat serangan Iran. Iran mengatakan lebih dari 220 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka. [ran]