(IslamToday ID) – Para pejabat senior AS tengah mempersiapkan kemungkinan menyerang Iran dalam beberapa hari ke depan, menurut sumber yang mengetahui masalah ini, menandakan bahwa Washington sedang menyiapkan infrastruktur untuk terlibat langsung dalam konflik dengan Teheran.
Situasi masih terus berkembang dan dapat berubah, kata sumber-sumber tersebut, yang minta identitasnya dirahasiakan karena membahas pembicaraan tertutup.
Beberapa sumber merujuk pada rencana potensial untuk menyerang pada akhir pekan. Para pejabat tinggi di sejumlah lembaga federal juga sudah bersiap untuk melancarkan serangan.
Presiden Donald Trump selama berhari-hari secara terbuka mempertimbangkan untuk memerintahkan serangan terhadap Iran, yang telah terlibat dalam perang dengan Israel selama hampir sepekan.
Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada Rabu bahwa dia memiliki “ide tentang apa yang harus dilakukan” dan dia lebih suka membuat “keputusan akhir sedetik sebelum waktunya” karena situasi di Timur Tengah sangat dinamis.
Beberapa jam sebelumnya, Trump mengatakan, “saya mungkin akan melakukannya. Saya mungkin tidak akan melakukannya,” saat ditanya apakah ia semakin dekat untuk menyerang Iran.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa seluruh opsi tetap terbuka.
Pasar saham Asia terus merah menyusul berita tentang persiapan tersebut, di mana indeks saham regional merosot hingga 0,7%.
Perubahan Retorika
Keterbukaan Trump terhadap perang bertentangan dengan pernyataan publiknya seminggu yang lalu, saat dia mendesak perundingan diplomatik untuk mencapai kesepakatan pelucutan senjata nuklir dengan Iran.
Menunda serangan selama beberapa hari memberi waktu tambahan bagi para pemimpin Iran untuk menunjukkan kepada Trump bahwa mereka bersedia menyerahkan sebagian kemampuan pengayaan uranium guna mencegah serangan AS.
Sebelumnya pada Rabu (18/6/2025) melalui unggahan di media sosial, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan negaranya tetap “berkomitmen pada diplomasi” dan tidak pernah mencari dan tidak akan pernah mencari senjata nuklir.
Menteri Luar Negeri Inggris, Prancis, dan Jerman berencana mengadakan perundingan nuklir dengan mitranya dari Iran pada Jumat (20/6/2025) di Jenewa, menurut sumber yang mengetahui masalah ini.
Retorika Trump telah berubah secara signifikan dalam beberapa hari terakhir setelah sekutunya menekankan bahwa Iran hampir memperoleh senjata nuklir.
Senator Lindsey Graham dari South Carolina bersuara paling lantang mendesak Trump untuk mempertimbangkan tindakan militer, menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut. Trump telah melakukan beberapa panggilan telepon dengan Graham.
“Dia memberi mereka kesempatan untuk berdiplomasi. Saya pikir mereka membuat kesalahan perhitungan,” kata Graham tentang Iran pada Rabu. “Semakin cepat kita mengakhiri ancaman terhadap umat manusia ini, semakin baik.”
Graham, yang mengklaim telah berbicara dengan Trump pada Selasa, mengatakan presiden “sangat fokus, sangat tenang” dan “bersungguh-sungguh” saat dia mengatakan tidak ingin Iran mengendalikan senjata nuklir.
Perang Dunia
Trump selama bertahun-tahun telah menyerukan agar AS tidak ikut campur dalam konflik asing dan berkampanye dengan pesan bahwa dia akan mencegah terjadinya Perang Dunia baru dan fokus pada masalah dalam negeri.
Dia mengaku telah mendesak Benjamin Netanyahu melalui panggilan telepon pada Selasa untuk “terus melanjutkan” operasi ofensifnya, seraya menambahkan, ia tidak memberi PM Israel sinyal apa pun bahwa pasukan AS akan ikut serta dalam serangan tersebut.
Menurut pemerintah Israel, sejak serangan Israel dimulai, Iran telah menembakkan 400 rudal balistik dan ratusan drone ke Israel, menewaskan 24 orang dan melukai lebih dari 800 orang. Setidaknya 224 warga Iran tewas akibat serangan Israel.
Sementara itu, operasi Israel tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Pasalnya, militer memperingatkan warga sipil Iran untuk mengungsi dari wilayah Arak-Khondab, kawasan strategis di Iran tengah yang menjadi rumah bagi sejumlah infrastruktur nuklir paling penting di negara itu, termasuk reaktor air berat Arak.
Arak telah lama menjadi sorotan internasional karena perannya dalam produksi plutonium, yang berpotensi digunakan dalam produksi senjata nuklir di masa depan jika kemampuan pengolahan ulang dikembangkan.
“Kehadiran Anda di wilayah tersebut membahayakan nyawa Anda,” tulis militer Israel dalam pemberitahuan yang diunggah ke akun media sosial berbahasa Persia, serupa dengan pemberitahuan lain yang diterbitkan sebelum serangan udara dilancarkan.[sya]