IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
Asia Tenggara dalam Persimpangan: Meningkatnya Ketegangan di Laut China Selatan di Tengah Perebutan Pengaruh AS-China
Home Internasional

Asia Tenggara dalam Persimpangan: Meningkatnya Ketegangan di Laut China Selatan di Tengah Perebutan Pengaruh AS-China

Kamis, 19 Jun 2025 • 21:00
Reading Time: 3 mins read
by Syeh Adni
  • Syeh Adni

(IslamToday ID) – Laut China Selatan kembali menjadi titik panas geopolitik, dengan serangkaian aksi provokatif dari berbagai negara yang memperkuat klaim teritorial mereka di wilayah kaya sumber daya tersebut. Malaysia, Filipina, dan Vietnam, tiga negara utama Asia Tenggara yang terlibat dalam sengketa ini, kini makin aktif memperkuat posisi mereka, seiring dengan meningkatnya tekanan dari Tiongkok dan ketidakpastian arah kebijakan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump jilid dua.

Manuver Regional di Tengah Bayang-Bayang Beijing

Malaysia baru-baru ini menegaskan komitmennya terhadap eksplorasi minyak dan gas di wilayah perairannya yang juga diklaim oleh China. Di saat yang sama, negara ini memperkuat kehadiran militernya di pulau-pulau lepas pantai Borneo. Filipina pun tak kalah tegas: insiden penyemprotan meriam air oleh kapal penjaga pantai China terhadap nelayan Filipina, serta insiden kandasnya kapal China di dekat Pulau Thitu, meningkatkan kewaspadaan militer di Manila.

Vietnam juga memperlihatkan langkah tegas. Think tank di Beijing mengungkapkan pada 7 Juni bahwa Vietnam tengah melakukan reklamasi besar-besaran dan membangun pelabuhan serta landasan udara militer di sekitar Kepulauan Spratly.

China Makin Agresif, Amerika Menjaga Jarak

China menanggapi apa yang disebut sebagai “pengepungan Barat” dengan memperkuat armada lautnya. Presiden Xi Jinping dalam pidato tahun 2023 menyebut bahwa negara-negara Barat yang dipimpin AS berupaya menekan dan mengelilingi China. Sebagai respons, China memusatkan kekuatan militernya di Laut China Selatan, dengan proyek reklamasi besar-besaran yang mengubah karang menjadi pulau buatan bersenjata sejak 2013.

Baca JugaPostingan Lainnya

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

Kremlin Sebut Pembicaraan Soal Pergantian Pemerintahan di Iran Tidak Dapat Diterima

Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi

China kini menjadi produsen kapal perang terbesar di dunia, dengan proyeksi memiliki 440 kapal tempur pada 2030—melampaui AS yang diperkirakan hanya memiliki 300. Beijing juga mengandalkan “milisi maritim” yang terdiri dari ratusan kapal penangkap ikan yang diperkuat dengan meriam air dan lambung baja, aktif mengganggu kapal negara tetangga.

Meski AS merespons dengan patroli freedom of navigation dan memperkuat aliansi dengan Jepang, India, Australia, dan Filipina, pendekatan Washington dinilai lebih simbolis ketimbang efektif. Terlebih lagi, fokus AS kini mulai teralihkan ke Timur Tengah, membuat negara-negara Asia Tenggara harus mengambil inisiatif sendiri.

ASEAN Terpecah, Strategi Hedging Jadi Pilihan

Alih-alih bersatu melalui ASEAN, negara-negara Asia Tenggara justru menempuh strategi hedging—bermanuver di antara AS dan China tanpa terlalu condong ke salah satu pihak. Hambatan utama datang dari keengganan ASEAN untuk mengadopsi pendekatan kolektif terhadap Beijing, sebagian besar karena pengaruh ekonomi China yang kuat serta kedekatan politik Kamboja dan Laos dengan Beijing.

ADVERTISEMENT

ASEAN sendiri mendorong pembentukan code of conduct yang ironisnya justru melegitimasi klaim China, mengabaikan putusan Pengadilan Arbitrase Internasional tahun 2016 yang membatalkan klaim historis sembilan garis putus-putus (nine-dash line) Beijing.

Tantangan Masing-Masing Negara

  • Malaysia tetap menjaga hubungan baik dengan China sembari memperluas eksplorasi migas yang kini mulai menyentuh area dalam klaim China. Posisi ini berpotensi menguji hubungan diplomatik Kuala Lumpur-Beijing ke depan.

  • Vietnam menghadapi dilema besar: wilayahnya kerap diganggu milisi maritim China, tetapi China juga adalah investor dan mitra dagang utama. Vietnam juga bergantung pada aliran Sungai Mekong yang bersumber dari wilayah China, sehingga tidak bisa bersikap terlalu konfrontatif.

  • Filipina menunjukkan arah lebih tegas. Sejak pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr., Manila mempererat kerja sama militer dengan AS. Namun, sikap pro-AS ini juga membuat China makin agresif terhadap Manila.

Simpulan: Stabilitas di Ujung Tanduk

Dengan tidak adanya pendekatan kolektif yang efektif dari ASEAN dan ketegangan superpower yang kian memuncak, kawasan Laut China Selatan dipenuhi dengan risiko instabilitas. Strategi hedging memberi ruang manuver diplomatik, tetapi pendekatan ini bersifat sementara dan penuh ketidakpastian.

Sampai kapan negara-negara Asia Tenggara bisa terus menjaga keseimbangan ini—antara mempertahankan kedaulatan dan menjaga hubungan ekonomi dengan China—masih menjadi pertanyaan besar. Yang pasti, Laut China Selatan tetap menjadi arena strategis paling dinamis dan rentan di Asia saat ini.[sya]

Share :
Tags: ASEANBerita ChinaBerita DuniaBerita InternasionalLaut China Selatan

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

Ahad, 03 Okt 2021 • 21:30
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

Senin, 20 Des 2021 • 07:44
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

Selasa, 14 Sep 2021 • 22:00
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

Rabu, 01 Sep 2021 • 19:31
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

Sabtu, 31 Jul 2021 • 17:09
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

Jumat, 02 Jul 2021 • 21:18

Related Posts

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

Jumat, 20 Jun 2025 • 21:00
Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

Jumat, 20 Jun 2025 • 21:00
Trump Ingin Kesepakatan dengan Iran, Begini Cara yang Bisa Dilakukannya

Kremlin Sebut Pembicaraan Soal Pergantian Pemerintahan di Iran Tidak Dapat Diterima

Jumat, 20 Jun 2025 • 20:00
Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi

Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi

Jumat, 20 Jun 2025 • 19:30
Brigade Al-Qassam Hancurkan 3 Tank Zionis di Shujaiyya Gaza

Brigade Al-Qassam Hancurkan 3 Tank Zionis di Shujaiyya Gaza

Jumat, 20 Jun 2025 • 18:50
Mengenal Sejjil, Rudal dengan Jangkauan 2.000 km yang Dilesatkan Iran ke Israel

Mengenal Sejjil, Rudal dengan Jangkauan 2.000 km yang Dilesatkan Iran ke Israel

Jumat, 20 Jun 2025 • 18:02

Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia
Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Nasional

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

20 menit ago
0

Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

20 menit ago
0

Trump Ingin Kesepakatan dengan Iran, Begini Cara yang Bisa Dilakukannya

Kremlin Sebut Pembicaraan Soal Pergantian Pemerintahan di Iran Tidak Dapat Diterima

1 jam ago
0

Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi

Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi

2 jam ago
0

Massa Aksi dari Free Palestine Network (FPN) menyerukan aksi nasional dan internasional untuk menghentikan genosida Israel di Palestina, salah satunya yang diselenggarakan di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025). Foto: IslamToday/Noval Nurhadi

FPN: Kemerdekaan Palestina adalah Hutang Sejarah Bangsa Kita

2 jam ago
0

Brigade Al-Qassam Hancurkan 3 Tank Zionis di Shujaiyya Gaza

Brigade Al-Qassam Hancurkan 3 Tank Zionis di Shujaiyya Gaza

3 jam ago
0

Next Post
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE: Rusia Punya Rencana Perang Jangka Panjang terhadap Eropa

Kepala Kebijakan Luar Negeri UE: Rusia Punya Rencana Perang Jangka Panjang terhadap Eropa

IslamToday

No Result
View All Result

Kategori

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Nasional
  • onReport
  • Qur'an Quote
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube
Twitter
TikTok
VK

Pos-pos Terbaru

  • Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan
  • Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia
  • Kremlin Sebut Pembicaraan Soal Pergantian Pemerintahan di Iran Tidak Dapat Diterima

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • Aplikasi
  • ←
  • Custom channel Custom Link