(IslamToday ID) – Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan serangan ke Israel yang merupakan gelombang ke-12 dari “Operation True Promise 3” pada Rabu (18/6) malam waktu setempat.
Berbeda dengan serangan sebelumnya, kali ini Iran menggunakan rudal Sejjil untuk pertama kalinya — salah satu jajaran dari persenjataan rudal balistik dan jelajah unggulan yang dimilikinya.
“Gelombang ke-12 “Operation True Promise 3” telah dimulai, dengan peluncuran rudal Sejjil dua tahap yang sangat berat dan memiliki jangkauan jauh,” demikian laporan Kantor Berita Iran IRNA.
Target utama peluncuran Sejjil adalah Markas Besar Komando Pusat Tentara Israel untuk Komunikasi, Kontrol, dan Intelijen (C4I), yang letaknya berdekatan dengan rumah sakit militer Soroka Medical Center di Beersheba.
Serangan tersebut membuat ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat yang memicu Netanyahu untuk kembali membalas serangan Iran.
Berikut sejumlah fakta mengenai rudal Sejjil yang bisa Anda ketahui.
1. Spesifikasi
Rudal Sejjil merupakan rudal balistik jarak menengah dua tahap berbahan bakar padat yang dirancang dan diproduksi sendiri oleh Iran. Memiliki nama lain Ashoura, rudal ini memiliki panjang 18 meter, diameter 1,25 meter, dengan berat total saat peluncuran 23.600 kilogram.
Digunakan sejak 2012, Sejjil dapat membawa hulu ledak tunggal sekitar 700 dengan jangkauan hingga 2.000 km. Diduga, rudal ini akan membawa hulu ledak peledak tinggi (HE) sampai Iran memperoleh hulu ledak nuklir.
2. Pengembangan Sejjil
Rudal Sejjil diperkirakan mulai dikembangkan pada akhir 1990-an, yang merupakan hasil pengembangan dari rudal-rudal Iran sebelumnya, terutama rudal jarak pendek Zelzal (SRBM).
Meskipun memiliki ukuran, berat, dan jangkauan yang serupa dengan varian rudal Iran lainnya yakni Shahab 3, penggunaan bahan bakar padat merupakan peningkatan besar dibandingkan desain Shahab.
Penggunaan bahan bakar padat pada Sejjil, secara khusus, merupakan hasil kemajuan teknologi propelan yang dicapai bersamaan dengan program Zelzal pada 1990-an, yang diyakini mendapat bantuan dari China.
Bahan bakar padat dipilih karena memiliki waktu peluncuran yang lebih cepat, sehingga kemungkinan rudal akan hancur saat proses peluncuran akan menjadi jauh lebih kecil. Namun, si sisi lain, rudal berbahan bakar padat memiliki karakteristik kinerja tertentu yang membuatnya lebih sulit untuk diarahkan dan dikendalikan.
3. Sejarah operasional
Uji coba peluncuran pertama rudal Sejjil dilakukan pada 2008, dengan rudal dilaporkan terbang sejauh 800 km. Peluncuran kedua dilakukan pada Mei 2009 untuk menguji sistem pemandu dan navigasi yang telah ditingkatkan.
Sejak tahun 2009, telah dilakukan empat uji coba penerbangan tambahan, dengan uji coba keenam meluncurkan rudal sejauh sekitar 1.900 km ke arah Samudera Hindia.
Sejjil tidak lagi dilakukan uji coba sejak 2012, dan baru pada 2021 kembali diluncurkan sebagai bagian dari latihan militer “Great Prophet”. [sya]