IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi
Home Internasional

Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi

Jumat, 20 Jun 2025 • 19:30
Reading Time: 3 mins read
by Syeh Adni
  • Syeh Adni

(IslamToday ID) – Thailand tengah menghadapi krisis politik baru yang berpotensi mengguncang perekonomian nasional, yang saat ini sudah berada di ambang resesi teknikal dan tertekan oleh ketidakpastian perdagangan global.

Meskipun Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra masih berupaya mempertahankan koalisi pemerintahannya di tengah konflik internal yang membesar, para analis memperingatkan bahwa dampaknya bisa melumpuhkan legislasi penting, mengganggu negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS), serta menggoyahkan kepercayaan investor terhadap aset-aset Thailand yang memang sudah berkinerja buruk.

ADVERTISEMENT

Kondisi dapat menjadi lebih parah jika pemerintahan Paetongtarn—yang baru berusia satu tahun—gagal dipertahankan. Gagalnya pemerintahan ini dapat menggagalkan upaya pemulihan ekonomi yang tahun lalu tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura. Sebelumnya, pendahulu Paetongtarn digulingkan oleh putusan pengadilan, dan ayahnya juga pernah dijatuhkan melalui kudeta militer.

“Ketidakpastian politik yang meningkat dan berpotensi berkepanjangan kini menjadi bayang-bayang bagi ekonomi yang sudah lemah,” ujar Vishnu Varathan, Kepala Riset Makro Asia (di luar Jepang) dari Mizuho Bank Ltd, dalam catatannya. Ia menyarankan agar Bank Sentral Thailand mempertimbangkan pemangkasan suku bunga sebesar 50–75 basis poin. “Dengan kepercayaan bisnis yang sudah tergerus dan sentimen yang rapuh, stimulus tambahan dibutuhkan segera.”

Di sisi lain, penangguhan kenaikan tarif dari AS akan segera berakhir. Hal ini bisa memperparah rantai pasok global dan memperlambat ekonomi dunia. Konflik Israel-Iran yang terus bereskalasi juga berpotensi mengguncang Timur Tengah dan mendorong harga minyak melonjak.

“Jika ketidakpastian politik berlarut, diplomasi bisa tertunda atau terpinggirkan, mengurangi efektivitas Thailand di kancah internasional,” tulis Pipat Luengnaruemitchai, Ekonom Asia Emerging dari Kiatnakin Phatra Securities.

Baca JugaPostingan Lainnya

Sekjen ASEAN Serukan Perintisan Kemitraan yang Berwawasan ke Depan

Israel Perketat Sensor Media Soal Perang Iran: Ini Batasan Baru bagi Jurnalis

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

Krisis ini memperdalam persoalan ekonomi domestik, seperti tingginya utang rumah tangga dan lemahnya konsumsi di tengah penurunan pariwisata. Ancaman tarif 36% atas barang ekspor Thailand ke AS—mitra dagang terbesarnya—dikhawatirkan akan menggerus perdagangan dan investasi. Pemerintah bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi hanya 1,3% hingga 2,3%.

“Kami sudah memproyeksikan resesi teknikal pada paruh kedua tahun ini akibat penurunan ekspor,” kata Burin Adulwattana, Kepala Ekonom di Kasikorn Research Center. “Jika terjadi kekosongan kekuasaan, resesi ini bisa makin dalam.”

Resesi teknikal berarti ekonomi mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Terakhir kali Thailand mengalami hal ini adalah saat pandemi Covid-19. Produk domestik bruto (PDB) Thailand hanya tumbuh 0,7% pada kuartal I 2025 dibandingkan kuartal IV 2024.

Kini perhatian tertuju pada apakah akan terjadi kebuntuan politik yang dapat menghambat kebijakan pemulihan ekonomi, termasuk negosiasi tarif dengan Washington dan pengesahan anggaran 2026. Jika belanja negara terganggu, Bank Sentral Thailand bisa dipaksa mengambil peran lebih besar dalam menopang pertumbuhan.

Gejolak politik telah menghantam pasar finansial. Indeks saham acuan Thailand mencatat penutupan terendah sejak Maret 2020 pada Kamis lalu, dengan penurunan hampir 23% sejak awal tahun—terburuk di antara pasar besar dunia. Baht relatif stabil pada Jumat pagi, setelah sebelumnya melemah selama lima hari berturut-turut dan menghapus tren penguatan sejak awal tahun.

Namun, prospek ekonomi yang melemah bisa menjadi peluang bagi pasar obligasi. Obligasi berdenominasi baht tercatat memberikan imbal hasil hampir 10% bagi investor berbasis dolar tahun ini—mengungguli negara-negara Asia Tenggara lainnya, menurut data Bloomberg.

Partai Pheu Thai yang berkuasa masih memiliki peluang bertahan. Meski partai terbesar kedua, Bhumjaithai, keluar dari koalisi, partai-partai lain tetap mendukung sehingga mayoritas tipis masih dimiliki di DPR.

Nasib politik Paetongtarn dan partainya belum jelas, di tengah tekanan oposisi dan kelompok nasionalis yang mendesaknya mundur menyusul bocoran percakapan telepon yang menyinggung militer. Tiga dari sepuluh partai dalam koalisi bertemu pada Kamis untuk menentukan arah koalisi; dua di antaranya menyatakan dukungan kepada Paetongtarn. Namun, Partai United Thai Nation yang ultra-konservatif—dan merupakan kekuatan kedua dalam koalisi dengan 36 kursi—dilaporkan akan menuntut pengunduran dirinya, menurut The Nation.

Jika Paetongtarn bertahan hingga pembukaan sidang parlemen bulan depan, ujian berikutnya adalah pembahasan anggaran 2026 senilai 115 miliar dolar AS. RUU anggaran ini telah lolos pembacaan pertama, namun masih harus melewati dua tahap persetujuan lagi di DPR.

“Meski pemerintah telah menyusun rencana pembangunan infrastruktur dan stimulus fiskal, efektivitasnya akan sangat bergantung pada stabilitas politik dan koordinasi administrasi,” ujar Krystal Tan, ekonom dari ANZ Group Holdings Ltd. “Ketidakstabilan politik bukanlah pertanda baik bagi pelaksanaan kebijakan.”

Namun, menurut Tan, negosiasi tarif kemungkinan tidak akan terganggu karena ditangani langsung oleh menteri-menteri dari Pheu Thai.

Jika pemerintah bertahan, Bank Sentral Thailand diperkirakan akan mempertahankan suku bunga utama di 1,75% pada pertemuan pekan depan dan memangkas sekali lagi di kuartal berikutnya, kata Lavanya Venkateswaran dari Oversea-Chinese Banking Corp. Namun, jika parlemen dibubarkan dan ekonomi memburuk, pemangkasan tambahan 50 basis poin bisa dilakukan hingga suku bunga turun ke 1% pada akhir 2025.

“Terlepas dari bagaimana politik berkembang dalam beberapa pekan ke depan, dampaknya terhadap ekonomi jelas tidak menguntungkan,” ujar Erica Tay, ekonom dari Maybank Securities Pte Ltd. “Investor kemungkinan akan meragukan kredibilitas kebijakan karena risiko kegagalan implementasi.”[sya]

 

Share :
Tags: ASEANBerita AsiaBerita DuniaBerita InternasionalThailand

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

Ahad, 03 Okt 2021 • 21:30
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

Senin, 20 Des 2021 • 07:44
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

Selasa, 14 Sep 2021 • 22:00
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

Rabu, 01 Sep 2021 • 19:31
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

Sabtu, 31 Jul 2021 • 17:09
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

Jumat, 02 Jul 2021 • 21:18

Related Posts

Sekjen ASEAN Serukan Perintisan Kemitraan yang Berwawasan ke Depan

Sekjen ASEAN Serukan Perintisan Kemitraan yang Berwawasan ke Depan

Jumat, 20 Jun 2025 • 22:30
Israel Perketat Sensor Media Soal Perang Iran: Ini Batasan Baru bagi Jurnalis

Israel Perketat Sensor Media Soal Perang Iran: Ini Batasan Baru bagi Jurnalis

Jumat, 20 Jun 2025 • 22:00
Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

Jumat, 20 Jun 2025 • 21:00
Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

Jumat, 20 Jun 2025 • 21:00
Trump Ingin Kesepakatan dengan Iran, Begini Cara yang Bisa Dilakukannya

Kremlin Sebut Pembicaraan Soal Pergantian Pemerintahan di Iran Tidak Dapat Diterima

Jumat, 20 Jun 2025 • 20:00
Brigade Al-Qassam Hancurkan 3 Tank Zionis di Shujaiyya Gaza

Brigade Al-Qassam Hancurkan 3 Tank Zionis di Shujaiyya Gaza

Jumat, 20 Jun 2025 • 18:50

Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia
Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Nasional

Sekjen ASEAN Serukan Perintisan Kemitraan yang Berwawasan ke Depan

Sekjen ASEAN Serukan Perintisan Kemitraan yang Berwawasan ke Depan

8 menit ago
0

Israel Perketat Sensor Media Soal Perang Iran: Ini Batasan Baru bagi Jurnalis

Israel Perketat Sensor Media Soal Perang Iran: Ini Batasan Baru bagi Jurnalis

38 menit ago
0

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

2 jam ago
0

Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

Putin Menyatakan Indonesia sebagai Mitra Dagang Terkemuka Rusia di Asia

2 jam ago
0

Trump Ingin Kesepakatan dengan Iran, Begini Cara yang Bisa Dilakukannya

Kremlin Sebut Pembicaraan Soal Pergantian Pemerintahan di Iran Tidak Dapat Diterima

3 jam ago
0

Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi

Thailand Kembali Hadapi Krisis Politik, Ancam Pemulihan Ekonomi

3 jam ago
0

Next Post
Trump Ingin Kesepakatan dengan Iran, Begini Cara yang Bisa Dilakukannya

Kremlin Sebut Pembicaraan Soal Pergantian Pemerintahan di Iran Tidak Dapat Diterima

IslamToday

No Result
View All Result

Kategori

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Nasional
  • onReport
  • Qur'an Quote
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube
Twitter
TikTok
VK

Pos-pos Terbaru

  • Sekjen ASEAN Serukan Perintisan Kemitraan yang Berwawasan ke Depan
  • Israel Perketat Sensor Media Soal Perang Iran: Ini Batasan Baru bagi Jurnalis
  • Tensi Memanas, China Kerahkan Puluhan Jet Tempur ke Dekat Taiwan

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • Aplikasi
  • ←
  • Custom channel Custom Link