(IslamToday ID) – Tentara Israel melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran di wilayah Nabatieh di Lebanon selatan pada Jumat (27/6/2025), menargetkan infrastruktur milik Hizbullah.
Serangan udara beruntun menghantam hutan Ali al-Taher, dataran tinggi Kfar Tibnit, dan Nabatieh al-Fawqa, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), dikutip dari The Cradle.
Pesawat tempur Israel juga mengebom wilayah antara desa Zrarieh dan Ansar di Lebanon selatan. Rekaman video dan gambar yang beredar di media sosial menunjukkan ledakan besar akibat serangan Israel.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menyerang sebuah fasilitas yang digunakan oleh Hizbullah untuk mengelola susunan tembakan dan pertahanannya, yang merupakan bagian dari situs bawah tanah yang sebelumnya menjadi target.
“Dalam beberapa hari terakhir, IDF mengidentifikasi adanya upaya organisasi teror Hizbullah untuk memulihkan situs tersebut dan oleh karena itu infrastruktur teror di daerah tersebut diserang,” tambahnya.
Setidaknya satu orang tewas dan 11 lainnya terluka akibat serangan di Nabatieh pada hari Jumat, Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan.
Sehari sebelumnya, satu orang tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan sebuah sepeda motor di kota Beit Lif, di distrik Bint Jbeil, Lebanon selatan. Sebuah truk di kota Mays al-Jabal juga dibom.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa mereka telah menewaskan dua anggota Hizbullah.
“Dengan penuh kebanggaan dan kehormatan, Perlawanan Islam mengumumkan syahidnya mujahid Ali Muhammad Qarout dari kota Mays al-Jabal di Lebanon selatan, yang syahid dalam perjalanan menuju Yerusalem,” kata Hizbullah.
Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon setiap hari sejak dicapai pada November tahun lalu.
Ratusan orang terbunuh dalam tujuh bulan sejak perang berakhir.
Selain tanah Lebanon yang telah diduduki secara ilegal oleh Israel selama beberapa dekade, pasukan Israel tetap ditempatkan di lima lokasi di perbatasan, tempat mereka menempatkan diri selama gencatan senjata yang merupakan pelanggaran berat terhadap kesepakatan.
Upaya diplomatik Lebanon untuk memastikan penarikan diri mereka dari Lebanon selatan terus-menerus gagal. [ran]