(IslamToday ID) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan mempertimbangkan pengiriman tambahan sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina, setelah menggelar pertemuan “baik dan substansial” dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy di sela-sela KTT NATO.
Pertemuan selama 45 menit itu merupakan yang pertama antara kedua pemimpin sejak Ukraina dan Rusia kembali menjajaki pembicaraan langsung untuk mengakhiri perang. Namun, pembicaraan tersebut mengalami kebuntuan, sementara serangan udara mematikan dari Rusia terus berlanjut dalam beberapa pekan terakhir, memperlihatkan kebutuhan mendesak Ukraina akan sistem pertahanan udara tambahan.
“Kami akan lihat apakah kami bisa menyediakan (Patriot). Itu sangat sulit diperoleh,” ujar Trump dalam konferensi pers di Den Haag, Rabu (25/6/2025). “Mereka menginginkannya lebih dari hal lainnya.”
Zelenskiy, dalam unggahan di media sosial X, menyebut pertemuan tersebut sebagai diskusi yang mencakup “semua isu penting.” Ia mengatakan, “Kami membahas bagaimana mencapai gencatan senjata dan perdamaian sejati. Kami bicara tentang cara melindungi rakyat kami.” Namun, Zelenskiy belum memaparkan detail lebih lanjut.
Trump dan Zelenskiy terakhir bertemu pada April lalu di Vatikan, hanya beberapa saat sebelum pemakaman Paus Fransiskus. Rencana pertemuan lanjutan di sela-sela KTT G-7 di Kanada dibatalkan karena Trump meninggalkan acara lebih awal.
Trump telah mendorong pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia sejak Maret lalu, ketika delegasi kedua negara bertemu di Arab Saudi. Namun, upaya diplomatik tersebut sejauh ini belum membuahkan hasil signifikan. Presiden Rusia Vladimir Putin tetap menolak seruan dari AS dan Eropa untuk menyetujui gencatan senjata dan terlibat secara serius dalam perundingan damai.
Menanggapi pertanyaan tentang upayanya mendorong gencatan senjata, Trump mengatakan ia akan berbicara langsung dengan Putin dan menegaskan bahwa sang pemimpin Kremlin “harus mengakhiri perang yang sudah memasuki tahun keempat ini.”
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan bahwa sebagian besar pemimpin di KTT NATO sepakat “kita perlu lebih keras mendorong penyelesaian di Ukraina” dan bahwa saatnya Putin “datang ke meja perundingan.”
Zelenskiy menyampaikan apresiasinya atas perhatian Trump dan kesiapan untuk membantu mendekatkan perdamaian. Namun, ia juga tengah berusaha meyakinkan AS agar mengizinkan Ukraina membeli senjata, termasuk sistem Patriot yang saat ini hanya dapat disuplai oleh AS.
Dukungan militer AS terhadap Ukraina yang disetujui semasa pemerintahan Presiden Joe Biden diperkirakan akan habis pada musim panas ini. Trump sendiri telah memberi sinyal tidak akan memperpanjang paket bantuan tersebut. Sebagai gantinya, Zelenskiy berharap AS memberikan izin pembelian senjata dan meningkatkan sanksi terhadap Rusia—yang dinilainya sebagai satu-satunya cara agar Putin bersedia berunding secara serius.
Meski begitu, Trump masih enggan meningkatkan tekanan terhadap Rusia, meskipun Kremlin terus menolak membuat konsesi. Ia sempat mengecam Putin karena “menembakkan rudal ke wilayah sipil” setelah pertemuan dengan Zelenskiy di Vatikan. Sejak itu, serangan udara Rusia justru semakin intens. Serangan pada Selasa menewaskan 21 orang dan melukai lebih dari 300 lainnya.
Ukraina dan Rusia telah menggelar dua putaran pembicaraan langsung di Istanbul setelah Putin mengusulkan melanjutkan negosiasi yang sempat terhenti tak lama setelah invasi pada Februari 2022. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat melakukan pertukaran tahanan dan saling bertukar memorandum terkait usulan penyelesaian perang. Namun, Rusia tetap bersikukuh pada tuntutan garis keras, termasuk permintaan agar Ukraina menyerahkan empat wilayah yang saat ini hanya sebagian dikuasai pasukan Rusia—sesuatu yang ditolak tegas oleh Kyiv.
Setelah sempat bersitegang dalam pertemuan di Gedung Putih Februari lalu, hubungan Trump dan Zelenskiy terlihat mulai membaik di Vatikan. Pada Mei, Ukraina juga menyepakati kerja sama pengembangan sumber daya alam dengan AS. Meski semula tampak enggan bertemu, sikap Trump berubah setelah berdiskusi dengan Zelenskiy.
“Kami sempat mengalami masa sulit,” kata Trump, Rabu. “Tapi ia sangat baik.”[sya]