IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
Laporan Global Rights Compliance Ungkap Dugaan Kerja Paksa di Sektor Strategis China
Home Internasional

Laporan Global Rights Compliance Ungkap Dugaan Kerja Paksa di Sektor Strategis China

Sabtu, 28 Jun 2025 • 20:30
Reading Time: 3 mins read
by Syeh Adni
  • Syeh Adni

(IslamToday ID) – China kembali menjadi sorotan global terkait praktik kerja paksa—kali ini dalam pasokan mineral penting dari wilayah Xinjiang ke merek-merek multinasional. Temuan ini menjadi sumber sensasi sekaligus rasa malu bagi pemerintahan Presiden Xi Jinping, yang selama ini berupaya menampilkan Xinjiang sebagai simbol stabilitas dan kemajuan ekonomi.

Meski sebelumnya China telah dikritik karena penggunaan kerja paksa dalam produksi kapas, temuan terbaru menunjukkan praktik serupa meluas ke banyak industri, menimbulkan risiko serius bagi rantai pasok global. Sebuah laporan oleh Global Rights Compliance (GRC) di Belanda mengungkap bahwa China secara terbuka menggunakan kerja paksa di luar sektor kapas.

Disebutkan bahwa sejumlah merek global dapat terkait dengan mineral kritis—seperti titanium, lithium, berilium, dan magnesium—yang bersumber dari Xinjiang. Mineral-mineral ini penting bagi industri dirgantara, otomotif, pertahanan, dan elektronik.

Mengutip dari European Times, Sabtu (28/6/2025), laporan tersebut menyebut 77 perusahaan pemasok China yang terlibat dalam “program transfer tenaga kerja” yang dijalankan pemerintah. Program ini merupakan bagian dari kebijakan penindasan, di mana Uyghur dan minoritas Muslim lain dipaksa bekerja di pabrik-pabrik di bawah pengawasan ketat negara—kelanjutan dari kampanye asimilasi dan penahanan massal China.

Organisasi hak asasi manusia (HAM) ini mendesak perusahaan di seluruh dunia untuk segera melakukan audit transparan terhadap rantai pasok mereka atau berisiko terlibat dalam perbudakan modern. Ironisnya, pemerintah China terus mempromosikan narasi palsu tentang Xinjiang.

China Cotton Association baru-baru ini melaporkan kenaikan 3,3% dalam luas tanam kapas untuk 2025, mengeklaim wilayah tersebut memiliki lebih dari 3.700 perusahaan tekstil.

Baca JugaPostingan Lainnya

Pernyataan AS dan Israel ke Khamenei Dianggap Tak Sopan, Iran Surati PBB 

Empat Bayi Gaza Wafat Akibat Kelaparan dalam 48 Jam

Politik Buldoser Bergaya Zionis Menarget Kaum Muslim di India

Tidak Ada Korban Dalam Senggolan Dua Pesawat Vietnam di Bandara Hanoi

Namun, para pendukung hak asasi menolak angka tersebut sebagai propaganda, menunjuk bahwa kerja paksa masih menjadi inti output industri Xinjiang. Rantai Pasok Pangan Global Melansir laporan Pulitzer Centre, pekerja Uyghur masih dipaksa memetik kapas dengan kondisi yang memprihatinkan.

Video-video yang beredar menunjukkan anak-anak berusia tujuh tahun bekerja di lapangan—melanggar hukum internasional tentang pekerja anak. China membantah semua tuduhan sebagai “kebohongan kejam” dan menyatakan bahwa semua kelompok etnis “menikmati kehidupan bahagia.” Sayangnya, penyalahgunaan tenaga kerja tidak hanya terjadi di industri tekstil.

Pekerja dari Xinjiang dipindahkan paksa ke pabrik-pabrik di seluruh China—termasuk di Hubei—melalui program negara yang dinilai memaksa.

Perusahaan seperti CP Group (Charoen Pokphand) dan Dachan Foods disebut menggunakan pekerja pindahan ini dalam produksi daging untuk merek global seperti KFC dan McDonald’s China. Video pekerja memperlihatkan isolasi, kerinduan rumah, dan dehumanisasi, dengan beberapa menyebut kondisi mereka sebagai perbudakan modern.

Rantai pasok pangan global juga mulai tersusupi. Bureau of Investigative Journalism melaporkan kapas Xinjiang mulai diolah menjadi pakan ternak. Biji kapas—produk sampingan kaya protein—digunakan untuk memberi makan unggas, sapi, dan babi secara massal—membuat jalur kerja paksa di industri pangan semakin sulit dideteksi.

Beberapa produsen bekerja sama dengan milisi paramiliter Xinjiang, dan hewan-hewan tersebut diproses di fasilitas yang dijalankan pekerja minoritas etnis secara paksa. Banyak perusahaan besar berdalih tidak menggunakan bahan baku tersebut, namun hanya sedikit yang transparan dalam menelusuri rantai pasok makanan atau memastikan standar hak asasi manusia terpenuhi.

Menanggapi kemarahan global, Amerika Serikat melarang impor barang dari Xinjiang melalui Uyghur Forced Labour Prevention Act (UFLPA) sejak 2021.

Sejak itu, lebih dari USD3,6 miliar produk ditahan. Peraturan kuat ini tidak hanya menargetkan produk jadi dari Xinjiang, tetapi juga bahan mentah atau komponen yang bersumber dari wilayah tersebut. Dugaan Praktik Kerja Paksa di Xinjiang Meski demikian, investasi China di sektor tekstil Xinjiang justru melonjak.

ADVERTISEMENT

Dari 2014 hingga 2022, wilayah tersebut menerima investasi tetap senilai 285,9 miliar yuan dengan pertumbuhan tahunan mencapai 20%. Lebih dari 1.350 perusahaan dari provinsi lain masuk ke ekosistem industri Xinjiang—membenamkan praktik kerja paksa semakin dalam ke kerangka ekonomi China.

Penyalahgunaan ini meluas melampaui kapas dan pangan. Laporan Human Rights Watch Maret 2024 mengungkap rantai pasok aluminium untuk produsen otomotif global juga terkontaminasi kerja paksa.

Perusahaan seperti General Motors, Volkswagen, Tesla, Toyota, dan BYD tidak berhasil menghilangkan aluminium terkait kerja paksa dari proses produksi mereka.

Human Rights Watch memperingatkan bahwa kegagalan ini berpotensi menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut terlibat dalam kejahatan terhadap kelompok minoritas. Sementara itu, laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2022 menyimpulkan bahwa China mungkin telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Xinjiang, dengan estimasi lebih dari satu juta Uyghur ditahan secara sewenang-wenang atas nama kontraterorisme.

China menolak temuan ini dan mengeklaim sedang menjaga stabilitas. Para ahli menilai, meski bukti praktik kerja paksa di Xinjiang semakin banyak—mulai dari industri tekstil, mineral, hingga otomotif—China sejauh ini hampir kebal dari akuntabilitas nyata.[sya]

 

Share :
Tags: AsiaBerita ChinaBerita DuniaBerita Internasional

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

Ahad, 03 Okt 2021 • 21:30
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

Senin, 20 Des 2021 • 07:44
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

Selasa, 14 Sep 2021 • 22:00
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

Rabu, 01 Sep 2021 • 19:31
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

Sabtu, 31 Jul 2021 • 17:09
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

Jumat, 02 Jul 2021 • 21:18

Related Posts

Pemimpin Iran Khamenei Tuntut Negara Arab Batalkan Normalisasi Dengan Israel

Pernyataan AS dan Israel ke Khamenei Dianggap Tak Sopan, Iran Surati PBB 

Ahad, 29 Jun 2025 • 08:00
Empat Bayi Gaza Wafat Akibat Kelaparan dalam 48 Jam

Empat Bayi Gaza Wafat Akibat Kelaparan dalam 48 Jam

Sabtu, 28 Jun 2025 • 22:30
Politik Buldoser Bergaya Zionis Menarget Kaum Muslim di India

Politik Buldoser Bergaya Zionis Menarget Kaum Muslim di India

Sabtu, 28 Jun 2025 • 21:30
Tidak Ada Korban Dalam Senggolan Dua Pesawat Vietnam di Bandara Hanoi

Tidak Ada Korban Dalam Senggolan Dua Pesawat Vietnam di Bandara Hanoi

Sabtu, 28 Jun 2025 • 21:00
“Ilmuwan Iran Direkrut Mossad Israel”, Dibalik Ledakan Pembangkit Nuklir Natanz

Iran Tuding Pengawas Nuklir PBB Mengkhianati Tugas

Sabtu, 28 Jun 2025 • 20:00
Abu Ubaidah: Israel Melemparkan Tentaranya ke Dalam Lumpur Gaza Hingga Pemakaman Mereka

Abu Ubaidah: Israel Melemparkan Tentaranya ke Dalam Lumpur Gaza Hingga Pemakaman Mereka

Sabtu, 28 Jun 2025 • 19:30

Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia
Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Nasional

Buku Nikah Suami dan Istri. Foto: IslamToday/Naufal Faris Mu'adz

Menag Tegaskan Pentingnya Pencatatan Resmi Pernikahan, Sebagai Gerbang Hak Warga Negara

6 menit ago
0

Pemerintah Ingin Batasi Warga Miskin Penerima Bansos, ‘Maksimal 5 Tahun’

Pemerintah Ingin Batasi Warga Miskin Penerima Bansos, ‘Maksimal 5 Tahun’

34 menit ago
0

Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (27/6/2025). Foto: Istimewa

Krisis Global, Prabowo Fokus pada Deregulasi & Diplomasi Ekonomi

2 jam ago
0

Sepakat Bangun Kampus di PIK-2, ITB Tuai Kecaman, Said Didu Sindir Kasus UGM Babak Belur Karena Ijazah & UI Karena Disertasi Palsu

Sepakat Bangun Kampus di PIK-2, ITB Tuai Kecaman, Said Didu Sindir Kasus UGM Babak Belur Karena Ijazah & UI Karena Disertasi Palsu

4 jam ago
0

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar (kanan) menyaksikan Nikah Massal yang diadakan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (28/6/2025). Foto: IslamToday/Istimewa

Kemenag Gelar Nikah Massal di Istiqlal, 100 Pasangan Resmi Halalkan Cinta

4 jam ago
0

Pemimpin Iran Khamenei Tuntut Negara Arab Batalkan Normalisasi Dengan Israel

Pernyataan AS dan Israel ke Khamenei Dianggap Tak Sopan, Iran Surati PBB 

5 jam ago
0

Next Post
Ketua Umum Partai Masyumi Ahmad Yani (tengah) bersama Wakil Ketua Umum Partai Masyumi Adnin Armas (kiri), saat menjawab pertanyaan wartawan dalam acara Halal Bihalal Partai Masyumi, di Jakarta Pusat, Ahad (27/4/2025). Foto: IslamToday/Noval Nurhadi

Masyumi Tegaskan Misi Politik: Kembalikan Kekuasaan Sebagai Amanah Ilahi

IslamToday

No Result
View All Result

Kategori

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Nasional
  • onReport
  • Qur'an Quote
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube
Twitter
TikTok
VK

Pos-pos Terbaru

  • Menag Tegaskan Pentingnya Pencatatan Resmi Pernikahan, Sebagai Gerbang Hak Warga Negara
  • Pemerintah Ingin Batasi Warga Miskin Penerima Bansos, ‘Maksimal 5 Tahun’
  • Krisis Global, Prabowo Fokus pada Deregulasi & Diplomasi Ekonomi

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • Aplikasi
  • ←
  • Custom channel Custom Link