(IslamToday ID) – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, memperingatkan bahwa peningkatan anggaran militer oleh negara-negara anggota NATO berisiko menimbulkan keruntuhan internal dalam aliansi tersebut. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya kontraproduktif, tetapi juga mengancam eksistensi NATO di masa depan.
Peringatan Lavrov muncul menyusul keputusan para pemimpin NATO yang tengah menggelar KTT dua hari di Den Haag. Dalam pertemuan itu, mereka menyetujui usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meningkatkan anggaran militer hingga 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) masing-masing negara anggota. Langkah ini diklaim negara-negara Barat sebagai respons terhadap ancaman dari Rusia.
Namun, Lavrov menilai keputusan itu justru akan menjadi bumerang bagi NATO. Dalam pernyataannya pada Senin (30/6), ia menyebut bahwa Moskow berencana mengurangi anggaran pertahanannya dan memilih berpegang pada prinsip akal sehat dibanding ancaman yang bersifat imajiner.
Menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, yang menyebut pembangunan kekuatan militer Rusia bisa menyebabkan keruntuhan negara itu, Lavrov menyindir bahwa justru peningkatan pengeluaran militer NATO yang dapat membawa bencana bagi aliansi tersebut. “Ia mungkin bisa melihat—karena ia merasa dirinya bijak—bahwa justru pengeluaran berlebihan NATO itulah yang bisa menghancurkan organisasi ini,” ujar Lavrov.
Lebih lanjut, ia menyinggung dampak lingkungan dari kebijakan persenjataan NATO. Berdasarkan studi terbaru, aliansi militer Barat itu berpotensi meningkatkan emisi tahunan hingga 200 juta ton.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya juga telah mengisyaratkan rencana pemangkasan anggaran militer negaranya mulai tahun depan. Moskow secara tegas membantah tudingan negara-negara Barat bahwa Rusia merupakan ancaman bagi NATO dan suatu saat akan melancarkan serangan. Rusia menyebut tudingan itu tidak berdasar dan hanya memperburuk ketegangan global yang dapat memicu Perang Dunia III.[sya]