(IslamToday ID) – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) pada Kamis (3/7) meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) One Big Beautiful Bill yang diajukan oleh Presiden Donald Trump dengan perolehan suara 218 mendukung berbanding 214 menolak.
RUU itu akan diserahkan ke meja presiden untuk ditandatangani pada tenggat waktu 4 Juli, yang ditetapkan oleh Trump. Dua perwakilan dari Partai Republik, yakni Thomas Massie asal Kentucky dan Brian Fitzpatrick dari Pennsylvania, menolak RUU tersebut.
DPR AS telah menyetujui draf awal RUU itu pada Mei dan menyerahkannya kepada Senat. Draf tersebut mendapat banyak revisi dari Senat, namun, para senator menyetujui draf itu melalui pemungutan suara dengan hasil tipis saat Wakil Presiden AS JD Vance memecah kebuntuan pada Selasa (1/7).
RUU perpajakan dan pengeluaran itu mencakup pemotongan pajak dan peningkatan dana untuk belanja militer dan keamanan perbatasan. Hal yang menjadi perdebatan adalah RUU itu diperkirakan akan menambah 3,3 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.209) pada utang nasional yang saat ini sudah berada pada tingkat yang tinggi serta mencabut hak jutaan warga atas program jaminan kesehatan Medicaid dan program bantuan makanan bergizi food stamp.
Ini merupakan pencapaian legislatif besar pertama Trump dalam masa jabatan keduanya sebagai presiden AS. Pendapat para anggota Kongres dari Partai Republik terpecah luas perihal RUU tersebut, yang disetujui oleh Senat dan DPR AS lewat voting setelah presiden dan sekutunya di Capitol Hill menekan anggota Partai Republik yang memiliki gagasan berbeda untuk mendukungnya.
Saat menandatangani legislasi yang akan diserahkan ke presiden, Ketua DPR AS Mike Johnson menyampaikan bahwa dengan diloloskannya RUU tersebut, “kita harus serius memperbaiki setiap bidang kebijakan publik”.
“Semuanya adalah bencana mutlak di bawah rezim Biden-Harris, radikal, sadar, dan progresif dari Partai Demokrat, dan kami melakukan upaya terbaik yang bisa kami lakukan, dalam satu RUU yang besar dan indah, untuk memperbaiki sebanyak hal mungkin yang kami bisa,” kata Johnson.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt memuji lolosnya RUU itu pada Kamis, mengomentari hal tersebut dalam sebuah pernyataan bahwa “One Big, Beautiful Bill (yang diajukan oleh) Presiden Trump mewujudkan agenda yang masuk akal yang dipilih oleh hampir 80 juta warga Amerika, pemotongan pajak kelas menengah terbesar dalam sejarah, keamanan perbatasan yang permanen, pendanaan militer yang masif, dan memulihkan kewarasan fiskal”.
“Kebijakan propertumbuhan di dalam legislasi bersejarah ini akan memicu peningkatan ekonomi yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Presiden Trump menantikan penandatanganan One Big, Beautiful Bill menjadi undang-undang untuk secara resmi memasuki Zaman Keemasan Amerika,” kata Leavitt menambahkan.
Dia mengatakan bahwa upacara penandatanganan RUU itu direncanakan akan digelar di Gedung Putih pada Jumat (4/7) pukul 17.00 waktu setempat atau Sabtu (5/7) pukul 04.00 WIB, yang merupakan libur Hari Kemerdekaan AS.
Gedung Putih mengunggah dalam situs webnya bahwa “Saat ini, pemotongan pajak kelas menengah terbesar dalam sejarah Amerika, dan masih banyak lagi, sedang menuju meja Presiden Trump”.
“Berulang kali, Demokrat berupaya memblokir keringanan pajak yang bersejarah, peningkatan keamanan perbatasan, upah yang lebih tinggi, Child Tax Credit yang diperluas, No Tax on Tips, No Tax on Overtime, No Tax on Social Security, rekening tabungan untuk bayi baru lahir, serta masih banyak lagi, tetapi, lagi dan lagi, Presiden Trump bersama Partai Republik berjuang dan menang demi rakyat Amerika,” kata Gedung Putih dalam unggahan tersebut.[sya]