(IslamToday ID) – Singapura menjatuhkan denda sebesar S$27,5 juta atau sekira Rp350 miliar kepada sembilan perusahaan keuangan, termasuk beberapa bank terbesar di dunia, atas kelalaian terkait dengan kasus pencucian uang terbesar di negara kota tersebut.
Menurut pernyataan Otoritas Moneter Singapura (MAS) pada Jumat (4/7/2025), cabang Credit Suisse di Singapura dijatuhi denda tertinggi sebesar S$5,8 juta. Unit lokal UBS Group AG dan Citigroup Inc juga dikenai sanksi karena melanggar aturan anti-pencucian uang.
Ini merupakan tindakan regulasi terbesar yang dilakukan MAS sejak menutup unit lokal bank Swiss BSI SA pada tahun 2016 dan menjatuhkan denda kepada bank-bank atas kelalaian mereka terkait dana 1MDB Malaysia yang bermasalah.
Tindakan terbaru ini menggarisbawahi upaya Singapura untuk memperbaiki reputasinya dan mengakhiri skandal senilai S$3 miliar yang mengungkap celah dari pertahanan kota terhadap uang ilegal.
Secara global, regulator sering kali menjatuhkan denda yang lebih berat kepada bank-bank atas kelalaian dalam pencegahan pencucian uang. Tahun lalu, Toronto-Dominion Bank mencapai penyelesaian senilai US$3,1 miliar atas kegagalannya mendeteksi dan menghentikan pencucian uang di sejumlah cabang di AS.
Pada 2022, Danske Bank A/S didenda US$2 miliar untuk mengakhiri penyelidikan AS yang berkepanjangan terkait pencucian uang setelah mengakui bahwa sebagian besar transaksi dari 200 miliar euro (US$236 miliar) di cabang Estonia-nya mencurigakan.
MAS mengatakan langkah ini mengakhiri tinjauan pengawasan selama dua tahun terkait kasus pencucian uang yang terungkap ke publik pada Agustus 2023. Otoritas menyita aset sekitar S$3 miliar, termasuk uang tunai, properti, dan mata uang kripto.
10 orang keturunan Tionghoa, yang dijuluki Fujian gang, divonis bersalah, sedangkan dua mantan bankir didakwa pada tahun 2024 atas peran mereka dalam skandal tersebut.
MAS mengungkap pelanggaran yang dilakukan lembaga keuangan tersebut disebabkan oleh “pelaksanaan yang buruk atau tidak konsisten” dari kontrol anti-pencucian uang. Perusahaan-perusahaan tersebut sedang memperbaiki kelemahan mereka dan regulator akan memantau kemajuannya secara ketat.
Selain denda finansial, MAS juga mengeluarkan perintah larangan bekerja antara tiga hingga enam tahun terhadap empat individu di perusahaan pengelola aset Blue Ocean Invest. Beberapa orang dari perusahaan lain juga mendapat teguran dari regulator.
United Overseas Bank Ltd, bank terbesar ketiga di Singapura, dan perusahaan afiliasinya UOB-Kay Hian, Trident Trust, dan Blue Ocean Invest mengklaim telah mengambil tindakan korektif untuk mengatasi kelemahan mereka.
UBS, yang mengambil alih Credit Suisse pada tahun 2023, menyatakan telah sepenuhnya bekerja sama dengan otoritas. Juru bicara Citi mengatakan perusahaan telah memperkuat proses pendaftaran dan pemantauan klien, di antara langkah lainnya.
Daya tarik Singapura sebagai pusat kekayaan global telah mendorong pertumbuhan bisnis perbankan, mulai dari DBS Group Holdings Ltd hingga UBS. Aset yang dikelola perusahaan keuangan di Singapura naik 10% menjadi S$5,41 triliun pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kasus tersebut menggemparkan negara-kota kaya tersebut dan mendorong tinjauan pemerintah atas sistem perlindungannya terhadap uang kotor. Singapura juga menjadi titik fokus penipuan di perusahaan pembayaran Jerman, Wirecard AG.[sya]