(IslamToday ID) – Iran dan AS akan melanjutkan negosiasi mengenai masa depan program nuklir Iran.
“Pertemuan tersebut mungkin akan terjadi pada akhir minggu depan,” sumber politik tingkat tinggi Iran menjelaskan kepada Amwaj media, dikutio dari The Cradle, Sabtu (5/7/2025).
Meski ada kurangnya rasa percaya dan sebenarnya ketidakpercayaan yang besar menyusul pemboman Israel dan AS terhadap kota-kota dan lokasi nuklir Iran bulan lalu.
“Kami jelas menginginkan kesepakatan, tetapi juga jaminan, untuk mencegah serangan lebih lanjut,” sambung sumber tingkat tinggi Iran tersebut.
Para negosiator Iran dan AS akan bertemu di Oman untuk perundingan nuklir putaran keenam pada tanggal 15 Juni. Iran berupaya untuk mengizinkan pembatasan pada program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi AS. AS dan Israel telah menuntut agar Iran melepaskan haknya berdasarkan hukum internasional untuk memperkaya uranium.
Pembicaraan dibatalkan setelah pesawat tempur Israel melancarkan serangan mendadak terhadap Iran, termasuk target di ibu kota, Teheran, pada dini hari tanggal 13 Juni.
Iran menanggapi dengan serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak terhadap Israel, yang menyebabkan kerusakan besar di Tel Aviv dan tempat lainnya.
Pada tanggal 22 Juni, Presiden AS Donald Trump memerintahkan pengeboman fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Ia mengumumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel dua hari kemudian.
Israel membunuh 935 orang, termasuk 38 anak-anak dan 132 wanita, selama perang 12 hari dengan Iran.
Tingkat kerusakan sebenarnya pada program nuklir Iran tidak diketahui. Trump mengklaim program tersebut telah dihancurkan.
Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, menyatakan bahwa program nuklir Iran bertahan dan akan berlanjut lebih cepat setelah pengeboman tersebut, catat Amwaj media.
Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyatakan bahwa program nuklir Iran tidak dapat dihilangkan melalui kekuatan militer dan mengisyaratkan bahwa uranium yang diperkaya mungkin telah dipindahkan sebelum serangan udara AS terhadap fasilitas Iran.
Ia menggambarkan infrastruktur nuklir Iran luas dan ambisius, menekankan bahwa Teheran tetap menjadi negara maju dalam teknologi nuklir, seraya menambahkan bahwa program semacam itu tidak dapat dihapuskan melalui operasi militer atau cara lain.
Israel dan AS mengklaim Iran tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir. Iran mengatakan program nuklirnya ditujukan untuk tujuan damai dan senjata nuklir tidak Islami karena sifatnya yang tidak pandang bulu.
Israel memperoleh senjata nuklir pada tahun 1970-an, sebagian dengan mencuri uranium tingkat bom dari Nuclear Materials and Equipment Corporation (NUMEC), pabrik pemrosesan bahan bakar nuklir AS di Apollo, Pennsylvania. [ran]