(IslamToday ID) – Mantan analis CIA Larry Johnson menegaskan bahwa operasi militer khusus Rusia menunjukkan kelemahan serius dalam kemampuan militer Uni Eropa dan Amerika Serikat.
“Konflik di Ukraina telah mengungkapkan bahwa Uni Eropa dan Amerika Serikat memiliki basis industri yang sangat lemah sehingga mereka tidak mampu mendukung produksi pada tingkat yang memadai untuk konflik modern,” kata Johnson dikutip dari Sputnik Arabic, Sabtu (5/7/2025).
Johnson menyatakan keyakinannya bahwa Presiden AS Donald Trump memahami hal ini, dan apa pun alasan sebenarnya untuk menangguhkan pasokan militer ke Ukraina, penjajah Gedung Putih tersebut memahami bahwa kemampuan Washington untuk memengaruhi hasil konflik tersebut hampir tidak ada.
Ia menambahkan, “Trump sedang bermain-main di sini. Ia tidak secara terbuka memutuskan hubungan dengan Ukraina, agar tidak membuat marah para pemarah di Kongres yang ingin melanjutkan perang. Pada saat yang sama, ia mengambil sejumlah langkah untuk melepaskan Amerika Serikat dari perang ini.”
NBC News melaporkan bahwa Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth telah menangguhkan bantuan militer ke Ukraina secara sepihak.
Sumber-sumber mengatakan kepada saluran tersebut bahwa ini adalah ketiga kalinya Hegseth menangguhkan bantuan ke Ukraina secara sepihak. Sebelumnya ia melakukannya pada bulan Februari dan Mei, tetapi perintah tersebut kemudian dibatalkan.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, “Amerika Serikat terus memasok senjata ke Ukraina, meskipun persediaan senjata AS menipis.”
Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mencatat bahwa semakin sedikit senjata yang diterima Kyiv, semakin dekat berakhirnya operasi militer khusus. [ran]