(IslamToday ID) – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mencermati insiden antara militer Kamboja dan Thailand beberapa waktu lalu, dalam sambutannya di pembukaan Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-58, di Kuala Lumpur Convention Center, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu.
Dia menyiratkan hal itu sebagai sesuatu yang wajar, seraya mengingatkan bahwa hubungan di antara anggota ASEAN memang bukan dibangun tanpa ketegangan.
“Hubungan kita bukan terletak pada ketiadaan ketegangan, melainkan pada komitmen kita untuk mengelolanya melalui rasa saling menghormati, dialog berkelanjutan, dan pencarian konsensus,” ujar PM Anwar.
Dia menekankan, terkait insiden tersebut, seluruh pemimpin ASEAN memiliki perhatian yang sama.
Menurutnya, saat insiden itu tidak ada hambatan sama sekali untuk segera menghubungi dua kolega ASEAN tersebut untuk menyapa dan meredakan tensi.
Yang terpenting, kata PM Anwar, sentralitas ASEAN harus menjadi panduan, sebagaimana tercermin dari penguatan dan inovasi berkelanjutan lembaga-lembaga yang dipimpin ASEAN.
“Kita harus tetap menjadi jangkar utama dialog di kawasan ini, karena sepanjang dialog kita, mitra harus terus menemukan nilai dalam berinteraksi dengan kita,” kata dia.
Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN dibuka secara resmi oleh PM Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Rabu.
Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan Pertemuan Ke 58 Menlu ASEAN, yang dilaksanakan secara tertutup, lalu akan dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC).
Menteri Luar Negeri RI Sugiono hadir secara langsung dalam rangkaian Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN di Kuala Lumpur, 8-11 Juli 2025.
Sebelumnya, Selasa (8/7), Menlu Sugiono telah menghadiri acara pertemuan Menlu ASEAN dengan perwakilan Komisi Antarpemerintah ASEAN tentang Hak Asasi Manusia (AICHR), serta pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara.[sya]