SEMARANG,(IslamToday) – Kompleks lokalisasi Sunan Kuning Semarangresmi ditutup sebagai tempat prostitusi, Jumat (18/10/2019). Walikota Semarang,Hendrar Prihadi yang didampingi sejumlah tokoh masyarakat, LSM dan ormasresmi memasang papan nama bertuliskan “Wilayah Argorejo (SK) Kawasan BebasProstitusi” di depan portal gapura masuk kompleks Sunan Kuning.
“Ini sudah program dari pemerintah pusat dalam menutup seluruh lokalisasi diIndonesia. Kami pun sebagai Pemerintah Kota Semarang tentunya mendukung programtersebut karena memiliki tujuan yang baik,” kata Hendrar.
Ia mengatakan, sebagai bentuk komitmen, pihaknya telah memberikan tali asihkepada para wanita pekerja seks komersial yang diharapkan dapat digunakansebagai modal membuka usaha. Tali asih tersebut berbentuk uang tunai Rp 5 juta yangdiberikan langsung melalui transfer bank, sehingga tidak berpotensi terjadinyapungutan liar (pungli).
“Dari awal komitmen kami, ingin menutup tanpa ada konflik.Makanya kami lakukan secara manusiawi, berjalan dengan tahapan-tahapan, darisosialisasi, mediasi, dan akhirnya saling sepakat. Mungkin yang kami berikannilainya jauh dibandingkan dengan perolehan saudari kita yang bekerja di siniselama bertahun-tahun,” terang Hendrar.
Oleh Pemkot Semarang, kawasan Sunan Kuning akan dijadikankampung tematik atau kampung kuliner yang memiliki nilai wisata, karenalokasinya sangat strategis dekat dengan Bandara Internasional Ahmad YaniSemarang.
Daridata disebut jumlah PSK di Sunan Kuning mencapai 478 orang. Mereka berasal darisejumlah daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, bahkan Sumatera.Bagi PSK yang sudah menerima tali asih diminta untuk segera pulang kekampung halamannya.
“Tali asih ini sesuai dengan komitmen dan kesepakatan bersamaantara pemerintah dengan penghuni. Mereka yang sudah menerima, diminta untuksegera pulang ke kampung halamannya untuk berwirausaha,” ujar Hendrar
KetuaResosialisasi Argorejo Sunan Kuning, Suwandi berharap penutupan Sunan Kuninghanya pada tempat prostitusinya saja. Sedangkan untuk kafe dan tempat karaokeyang ada, ia berharap untuk tidak ikut ditutup.
Penutupan Sunan Kuning tak bisa diterima oleh seluruh PSK.Pasalnya, kompensasi yang diberikan tak cukup untuk modal usaha. “Taliasihnya berapa ya? Saya dan teman-teman itu tambah bingung. Kalau hanya dikisaran Rp 5 juta sampai Rp 10 juta mana bisa untuk modal usaha. Kalau modalusaha ya biasanya Rp 50 juta sampai Rp 100 juta, mungkin kita bisa terima,”kata Wulan (37), salah satu PSK di Sunan Kuning.
Perempuan asal Salatiga ini mengaku terpaksamenjadi PSK karena terdesak keadaan. Wulan mengaku ditinggalkan oleh suaminyayang lari dengan wanita lain. Sementara, dirinya harus menafkahi dua oranganaknya yang dititipkan kedua orang tuanya di kampung halaman.
“Yah, dikatakan terpaksa, ya terpaksa, Pak. Siapa yang maujadi gini, jual diri? Tapi mau gimana lagi, anak saya masih kecil,butuh susu dan biaya sekolah. Saya juga bantu kebutuhan orang tua juga,” katanya.
LSMLentera Asa, yang selama ini mendampingi para PSK Sunan Kuning, berharappemerintah daerah dapat memberikan solusi untuk para PSK yang akan kehilanganmata pencaharian.
Penutupan lokalisasi ini pun, menurut LSM tersebut, juga akanberdampak pada warga yang membuka usaha di sekitar lokalisasi seperti warungmakan, kedai minum, hingga karaoke.
Lokalisasi Sunan Kuning Semarang mulai ada sejak tahun 1966dengan bertempat di kampung Sri Kuncoro, Argorejo, Semarang. Dari tahun ketahun, nama lokalisasi Sunan Kuning terus melegenda namun juga mendapat cibirannegatif dari sebagian masyarakat. (wip)
Sumber:CNN Indonesia