(IslamToday ID) – Analis politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai putusan Mahkamah Agung (MA) No 23P/HUM/2024 bisa dikonfirmasi memberikan karpet merah pada Kaesang Pangarep jika putra Presiden Jokowi itu akhirnya maju pada Pilkada 2024.
“Kalau misalnya putusan dari MA kemarin kemudian betul digunakan, dimanfaatkan oleh Kaesang, maka seolah itu mengkonfirmasi bahwa aturan itu diubah sebagai sebuah bagian dari upaya afirmasi untuk memberikan ruang bagi Kaesang untuk maju dalam pilkada khususnya di Jakarta,” kata Umam dikutip dari Kompas, Sabtu (15/6/2024).
Oleh karena itu, menurutnya, menjadi konsekuensi bagi Kaesang jika akhirnya bakal ada tudingan sampai kritikan dari kalangan masyarakat sipil dan lawan politiknya terkait putusan MA tersebut.
“Kalau misalnya nanti ada tudingan atau kritikan dari kalangan masyarakat sipil atau dari rival-rival politiknya, tentu itu harus tetap diterima sebagai bagian dari konsekuensi dari pilihan dan juga langkah politik tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Umam mengungkapkan Kaesang bisa menjadi lawan yang diperhitungkan di Pilkada Jakarta apabila dipasangkan dengan Ridwan Kamil. Sebab, ia menyebut, Kaesang bisa masuk ke dalam segmen kelompok anak muda atau pemilih muda yang jumlahnya cukup banyak.
Sementara, Ridwan Kamil memiliki strategi komunikasi yang cukup relevan menjangkau kelompok muda. Selain itu, Umam juga menyinggung perihal adanya sejumlah nama besar yang memiliki peran sentral jika Kaesang benar maju di Pilkada Jakarta 2024.
Menurutnya, para penyokong tersebut pasti bakal berjuang untuk membantu pemenangan karena memiliki kepentingan politik.
“Nama-nama seperti Pak Jokowi yang saat ini menjadi presiden dan kemudian akan diserahkan estafet kepemimpinan kepada the newly president elect Pak Prabowo, terutama di momentum November 2024 nanti tentu itu akan berpengaruh,” katanya.
Umam mengatakan, pemerintahan baru dan Koalisi Indonesia Maju yang sukses mengantarkan pasangan Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024 tentu memiliki kepentingan untuk memegang Jakarta untuk kepentingan Pilpres dan pemilihan legislatif (Pileg) 2029.
Pasalnya, Jakarta tetap memiliki magnet secara politik dan ekonomi meskipun ibukota negara bakal pindah ke Nusantara pada Agustus mendatang.
“Itu akan menjadi sebuah pertarungan tersendiri karena presiden yang baru terpilih tidak akan memberikan ruang bagi siapapun yang berpotensi menjadi penantang atau ancaman dalam konteks kekuasaan di Pemilu 2029 nanti, maka di sinilah kemudian nama-nama itu (Ridwan Kamil, Kaesang Pangarep) menjadi layak untuk diperhitungkan,” pungkas Umam. [wip]