(IslamToday ID) – Ketua Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Muhaimin Iskandar mengatakan ada sejumlah catatan dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Menurutnya, Kementerian Agama (Kemenag) tidak matang menyiapkan tentang penyelenggaraan ibadah haji.
“Pengalamannya sudah banyak tetapi perencanaannya tidak matang,” kata Cak Imin, sapaan akrabnya, Kamis (20/6/2024).
Ketua Umum PKB ini menuturkan, hampir setiap tahun Indonesia mendapatkan tambahan kuota haji. Menurutnya, harusnya Kemenag mengkalkulasi hal ini.
“Mestinya bisa dikalkulasi sejak awal. Rata-rata tiap tahun, Indonesia mendapatkan tambahan kuota biasanya 20.000 tiap tahun. Tahun lalu ditolak. Kuota itu tidak digunakan. Tahun ini digunakan. Itu artinya timingnya jelek, perencanaannya tidak matang,” ungkap Cak Imin dikutip dari Liputan 6.
Ia menuturkan, masyarakat bisa menilai sendiri apakah penyelenggaraan haji tahun ini berjalan baik atau tidak. Hal itu, lanjut Cak Imin, bisa terlihat dari visual-visual ataupun video yang beredar soal fasilitas tenda di Mina.
“DPR hanya bertugas menunjukkan proporsi. Ada videonya lah. Bahwa orang ditumpuk-tumpuk kayak sarden ada. Bahwa MCK tidak mengindahkan keramahan terhadap jamaah, dan jumlah rasionya. Ini fakta. Sekaligus kita juga menyaksikan bahwa banyak jamaah yang masih membutuhkan bantuan-bantuan langsung yang memadai,” pungkasnya.
Wakil Ketua DPR, Lodewijk F Paulus mengatakan bahwa Timwas Haji DPR akan melakukan evaluasi terkait kebijakan Nusuk atau smart card yang harus dimiliki jamaah haji. Pasalnya, sebanyak 15.000 jamaah calon haji Indonesia belum memiliki Nusuk.
“Jadi jangankan jamaah, kita pun pasti bermasalah dengan itu. Tadi kita rapat yakinkan bahwa besok sudah bisa. Kalau tidak ada itu kita tidak bisa masuk ke Arafah. Itu pasti. Itu pasti akan kita sampaikan (ke Menag),” kata Lodewijk, Selasa (11/6/2024).
Ia menyampaikan, Timwas Haji DPR akan fokus pada empat fasilitas jamaah, seperti transportasi menuju Armuzna, katering, pemondokan, hingga fasilitas kesehatan jamaah.
“Tentunya yang harus lihat itu di Arafah. Arafah ini jadi penting karena ada beberapa, tentunya di sana ada akomodasi. Bukan hanya tenda, tempat salat, WC, tempat mandi. Tentunya yang terakhir di Mina,” ucap Lodewijk. [wip]