(Islam Today ID) – Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Fahmy Alaydroes menanggapi Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) yang dibobol peretas.
Serangan tersebut, kata Fahmy, melumpuhkan sejumlah layanan publik. Data 282 kementerian/lembaga (KL) terdampak oleh serangan ganas tersebut. Brain Cipher yang merupakan pelaku penyerangan ransomware ke Pusat Data Nasional (PDNS) berjanji akan membebaskan seluruh data yang disekap secara gratis.
“Sambil memberi nasehat kepada pemerintah Indonesia agar menyiapkan SDM yang kompeten untuk urusan pengawalan data nasional yang sangat penting ini. Duh, betapa malunya kita. Pemerintah Indonesia dianggap tidak kompeten dan lalai/lemah dalam membangun sistem pengamanan data nasional,” ungkapnya di Jakarta pada (4/7/24).
Kasus ini, imbuh Fahmy menjadikan wajah Pemerintah babak belur. Pertama, tidak mampu dalam membangun keamanan data nasional, mudah diretas dan dibobol tanpa sedikitpun ada perlawanan, atau ada cadangan/ back up data. Langsung lumpuh.
“Kedua, Pemerintah terkesan tidak malu, saling lempar tanggung jawab dan tidak ada pernyataan dan permintaan maaf sama sekali. Padahal kerusakan dan kerugian sudah begitu meluas dan mengganggu penyelenggaraan pelayanan publik,” ujar Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat V ini.
Ketiga, tambah Fahmy, Pemerintah terkesan tidak kompeten (bodoh) dalam masalah pembangunan sistem data nasional dan perlindungannya.
“Enggan melibatkan banyak pakar dari kalangan anak-anak bangsa, alih-alih hanya melibatkan orang-orang dekat sekitar Istana. Sungguh tindakan nepotisme yang memalukan dan membahayakan negara dan bangsa!,” tandasnya.
Inilah, lanjut Fahmy, wajah Pemerintahan yang tidak mau mendengar kritik, abai pada sikap profesional dan ketidakmampuan melindungi negara dan bangsa dari ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (athg), kewaspadaan bela negara yang paling mendasar.
“Semoga Pemerintahan yang akan datang tidak lagi mengulangi kebijakan dan tindakan yang memalukan dan sekaligus mengancam kedaulatan bangsa dan negara,” tutup praktisi dunia pendidikan ini