(IslamToday ID) – Politisi PKS Mulyanto menyatakan kebijakan ekspor pasir laut yang kembali diberlakukan bakal berdampak buruk bagi lingkungan dan kedaulatan negara.
Sebab, aktivitas pengerukan pasir laut akan berpengaruh pada ekosistem laut hingga pulau-pulau kecil lainnya yang terdampak. Selain itu, kebijakan tersebut juga tidak ada urgensi bagi perekonomian nasional Indonesia.
“Keuntungan ekonomi yang diperoleh bisa tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan laut yang akan kita tuai,” kata Mulyanto, Jumat (20/9/2024).
Atas dasar itu, anggota Komisi VII DPR RI ini mendesak pemerintah segera mencabut kebijakan membuka kran ekspor pasir laut di Indonesia. “Ini sangat berbahaya bagi lingkungan laut,” pungkasnya dikutip dari RMOL.
Sebelumnya, Manajer Kampanye Pesisir dan Laut Eksekutif Nasional Walhi, Parid Ridwanuddin juga menyatakan bahwa ekspor pasir laut adalah langkah mundur dalam tata kelola sumber daya laut.
“Padahal dulu zaman Bu Megawati (Presiden ke-5 RI) sudah dimoratorium, dan harusnya dihentikan secara permanen. Nggak boleh lagi ada tambang dan ekspor pasir laut,” kata Parid.
Ia mengatakan, dampak dari ekspor pasir laut berpeluang membuat pulau-pulau kecil tenggelam. Hal ini juga membuat wilayah daratan Indonesia semakin sempit.
“Karena dampaknya terbukti menghancurkan banyak wilayah pesisir di Indonesia, pulau-pulau kecil banyak tenggelam,” ujar Parid.
“Tentu ada negara yang sangat diuntungkan karena wilayah darat semakin meluas, sementara Indonesia semakin kecil,” sambungnya.
Belum lagi, bila ini benar terjadi maka proses pemulihan memakan waktu yang lama dengan biaya yang tidak sedikit.
“Soal keuntungan tentu enggak untung ya, karena dari kajian kami justru rugi lima kali lipat untuk pemulihannya,” pungkasnya. [wip]