(IslamToday ID) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani menyampaikan, saat ini kasus perundungan atau bullying, kian marak terjadi di dunia pendidikan, beberapa kasus melibatkan anak dibawah umur, bahkan hingga menyebabkan korban jiwa.
“Harus dicari akar masalahnya dan solusi yang komprehensif. Masalah perundungan di sekolah perlu diatasi dari hulu ke hilir,” kata Puan, dikutip dari situs youtube DPR RI, Jumat (20/09/2024).
Pastinya, menurut Puan, untuk mengatasi hal tersebut, perlu melibatkan berbagai sektor, baik itu sektor pendidikan, perlindungan anak, sektor kesehatan psikologi, hingga bidang hukum harus turut andil.
Puan meminta, pemerintah & seluruh stekholder di bidang pendidikan untuk meningkatkan pengawasan kepada peserta didik di sekolah, agar bisa menekan potensi terjadinya perundungan.
Dia juga mendorong pemerintah agar perbanyak program anti-bullying di sekolah, misalnya edukasi rutin kepada siswa tentang bahaya bullying yang memiliki resiko besar, baik kepada korban dan pelaku, termasuk sosialisasi soal dampak dari perilaku perundungan.
Ketua DPR itu menilai, masih banyaknya kasus bullying pada anak, membuktikan sistem pendidikan di Indonesia masih kurang baik. Puan menjelaskan, sekolah dapat melibatkan pihak eksternal yang berperan sebagai bentuk pembinaan, misalnya lembaga anti-narkoba, psikolog, hingga influencer pendidikan.
Diluar pendidikan akademik, kata Puan, pemerintah juga perlu memperluas program kegiatan untuk anak-anak, seperti kompetisi olahraga, seni, pendidikan leadership, serta kegiatan yang bisa menunjang aktivitas para peserta didik. Menurut dia, perlindungan anak dan remaja di sekolah, harus menjadi prioritas utama semua pihak.
“Sekolah adalah tempat dimana anak-anak dan remaja seharusnya merasa aman, belajar dan berkembang dengan baik, di sekolah anak-anak tidak hanya menimba ilmu, tapi juga tempat mencari jati diri, maka kekerasan apapun bentuknya tidak boleh terjadi di sekolah,” tegas Puan. (nnh)