(IslamToday ID) – Ketua DPP Partai Nasdem, Taufik Basari menegaskan soal sikap partainya yang tak menempatkan kader di kabinet Prabowo Subianto bukanlah bentuk kekecewaan. Kekecewaan yang dimaksud adalah soal ketidaksesuaian dalam hal jatah menteri.
“Keliru jika ada yang menyatakan sikap ini akibat adanya kekecewaan terkait jatah menteri, karena faktanya Nasdem tidak pernah meminta jatah menteri,” kata Taufik dikutip dari Tempo, Sabtu (19/10/2024).
Ia menyatakan, sikap partainya tidak ikut mencalonkan menteri dalam kabinet adalah sikap yang sudah berulangkali disampaikan oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Sikap ini, katanya, sudah disampaikan Paloh saat menyambangi kediaman Prabowo pada 15 Agustus 2024. Sikap tersebut kembali disampaikan pada beberapa kesempatan pertemuan dengan Prabowo.
“Pada 16 Agutus 2024, Prabowo juga pernah menyampaikan ada partai yang tidak meminta jatah menteri. Meskipun tidak menyebut nama, tapi yang dimaksud sebenarnya adalah Nasdem,” tutur Taufik.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Saan Mustopa telah mengutarakan alasan mengapa partainya memilih untuk tak menempatkan kader di dalam kabinet Prabowo. Ia menyebut, pilihan ini didorong oleh rasa tahu diri, karena bukan merupakan anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.
“Nah, karena itu secara etika tentu Nasdem istilahnya tahu diri ya, memberikan kesempatan bagi partai-partai koalisi pendukung Pak Prabowo-Pak Gibran untuk mengisi komposisi di kabinet,” ujar Saan pada Senin (14/10/2024).
Ia menyebut, Nasdem mendahulukan pos-pos kementerian bagi partai politik yang mendukung Prabowo sejak awal. Meskipun, Nasdem akhirnya mendukung Prabowo-Gibran usai dinyatakan memenangi Pilpres.
“Jadi sekali lagi, ini lebih kepada soal etika dan kepantasan saja, karena memang Nasdem bukan partai pendukung,” pungkas Saan. [wip]