(IslamToday ID) – Sakti Wahyu Trenggono kembali menahkodai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), setelah resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto untuk mengisi pos di Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Trenggono mengungkapkan beberapa persoalan di wilayah kelautan dan perikanan yang masih terus bergulir hingga saat ini, di antaranya, ialah masifnya penyelundupan benih bening lobster (BBL) hingga pencurian pasir laut.
“Lobster ini sudah setengah mati, sudah seperti narkoba, angkanya kurang lebih antara 300 juta – 500 juta bibit yang selalu melayang ke negara tetangga,” jelas Trenggono di konferensi pers KKP, Jakarta Pusat, Senin (21/10).
Banyaknya penyelundupan ini, kata dia, tentunya merugikan negara. Saat ini, dia menyatakan, bahwa pihaknya juga tengah berupaya untuk mendatangkan keuntungan negara dengan membuka kembali keran ekspor BBL.
Menurut Trenggono, tidak mudah mendatangkan pelaku usaha lobster dari negara tetangga seperti Vietnam misalnya, yang sudah mulai masuk ke Indonesia agar mereka mendapatkan kuota ekspor BBL tersebut.
“Belakangan ini ada beberapa perusahaan yang konon dari Vietnam yang menuju ke sini, itu bagian dari modelling, mereka masuk dulu, kemudian dia minta kuota, kita berikan tapi dia bayar,” ungkap dia.
Selain BBL, Sakti Wahyu Trenggono juga menyoroti maraknya pencurian pasir laut di Tanah Air. Melalui kebijakan pemanfaatan hasil sedimentasi laut, kata dia, KKP hendak menekan hilangnya potensi negara tersebut secara cuma-cuma.
“Ini harta yang diberikan oleh Tuhan, yang harusnya bermanfaat kepada bangsa dan negara dicuri terus,” ucapnya.
Menteri KKP itu menjelaskan, pihaknya berhasil menangkap dua kapal pencuri pasir di Pulau Nipah, salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di perbatasan Indonesia, Singapura dan Malaysia.
“Saya pergi ke Pulau Nipah, saya bisa menangkap dua kapal yang menyedot pasir di lautan kita dengan tenangnya dijual ke negara tetangga. Kalau satu hari itu kira-kira sekitar 200.000 meter kubik, satu tahun saya hitung US$ 360 juta,” tutur Sakti.
Lebih lanjut, Trenggono menambahkan, bila saja potensi tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik tentunya akan berdampak pada pemasukan negara dan mendukung pembangunan. [nfl]