(IslamToday ID) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyesalkan gagalnya Dewan Keamanan (DK) PBB mengesahkan rancangan resolusi gencatan senjata di Gaza, Palestina usai veto Amerika Serikat (AS). Pemerintah menilai kegagalan itu menambah penderitaan rakyat Palestina.
“Indonesia menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan PBB pada 20 November 2024 mengesahkan rancangan resolusi untuk gencatan senjata di Gaza dan dilepaskannya seluruh sandera,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui akun X, @Kemlu_RI, dikutip Jumat (22/11/2024).
“Kegagalan tersebut menghambat proses perdamaian dan makin memperparah penderitaan rakyat Palestina,” tambahnya.
Pemerintah lantas mendorong seluruh komunitas internasional berperan dalam tercapainya gencatan senjata permanen serta penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Indonesia mendorong komunitas internasional untuk melakukan semua langkah segera yang diperlukan demi tercapainya gencatan senjata permanen dan akses dan penyaluran bantuan kemanusiaan yang tidak terhambat bagi warga Palestina,” jelasnya.
Seperti diketahui, DK PBB kembali menggelar voting atau pemungutan suara untuk draf resolusi yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. AS memveto resolusi DK PBB terkait gencatan senjata di Gaza.
Dilansir AFP, Kamis (21/11/2024), resolusi tersebut menuntut “gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen” dalam perang antara Israel dan Hamas serta “pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat”. AS khawatir gencatan senjata di Gaza akan menambah keberanian Hamas.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan resolusi tersebut bukanlah jalan menuju perdamaian, melainkan peta jalan menuju lebih banyak teror, lebih banyak penderitaan dan lebih banyak pertumpahan darah.
“Banyak dari Anda yang berusaha untuk mengabaikan ketidakadilan ini. Kami berterima kasih kepada Amerika Serikat karena telah menggunakan hak vetonya,” kata Danon.
Wakil Utusan AS untuk PBB, Robert Wood mengatakan posisi AS tetap harus ada hubungan antara gencatan senjata dan pembebasan sandera. [wip]