(IslamToday ID) – Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri adalah politikus yang sangat objektif dan demokratis. Hal itu dikatakan JK berkaca pada pengalamannya saat Pilpres 2004 dan 2014.
JK mengatakan, pada Pilpres 2004 Megawati sebagai presiden mempersilakannya yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) mengundurkan diri dan ikut berkontestasi sebagai calon wakil presiden (Capres).
Padahal, Megawati saat itu juga maju sebagai calon presiden (Capres) inkumbent berpasangan dengan Hasyim Muzadi.
“Beliau bilang, silakan. Tapi saya kasih surat sehingga beliau selalu mengatakan saya itu punya etika, bahwa saya minta izin dengan baik-baik,” kata JK dalam Podcast bertajuk ‘Ruang Sahabat’ dikutip dari YouTube Mahfud MD Official, Senin (25/11/2024).
“Jadi, walaupun saya lawan tetap punya hubungan. Itu saya hargai betul sebagai sangat demokratis beliau. Kita bukan memuji tetapi kenyataannya. Kita hargai itu,” lanjutnya.
Tak berhenti sampai di situ, JK menyebut bahwa Megawati tidak menggunakan kekuasaan yang ada padanya sebagai presiden untuk mengerahkan aparat guna memenangkan Pilpres 2004.
“Tidak memakai aparat, sama sekali tidak pakai aparat. Walaupun beliau bisa memakai aparat karena dia inkumbent tetapi dia tidak pakai aparat. Jadi, kita hormati beliau walaupun kalah tapi kalah dengan ksatria,” katanya.
Kemudian, pada Pilpres 2024, JK menyebut bahwa Megawati selaku Ketua Umum PDIP yang menentukan dirinya sebagai Cawapres mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Menurut JK, ia tidak pernah meminta agar bisa maju sebagai Cawapres. Tetapi, Megawati saat itu memintanya bertanggung jawab karena yang membawa Jokowi dari Solo ke Jakarta adalah dirinya.
“Saya tidak pernah ketemu Ibu Mega. Hanya terakhir dia undang bahwa karena Pak Jokowi kan saya yang bawa dari Solo ke Jakarta, dari menjadi walikota menjadi gubernur DKI, saya yang ngatur kan, Pak Jokowi terima beres saja kita yang selesaikan,” ujarnya.
“Setelah mau pencalonan, Ibu Mega tiba-tiba minta saya untuk jadi Cawapres karena (dibilang) ‘Pak JK yang tanggung jawab ini, Pak JK yang paling senior punya pengalaman. Pak Jokowi kan belum ada pengalaman jadi harus bapak dampingi karena bapak yang bawa’. Jadi, ya karena itu saya terima tanpa negosiasi tanpa apa langsung saja,” katanya lagi.
Atas dasar itulah, JK menyebut bahwa Megawati adalah politikus yang sangat demokratis sekaligus objektif. “Jadi, saya akui Ibu Mega itu politisi yang paling objektif dan demokratis,” ujarnya.
Meskipun saat itu, JK sempat berpandangan bahwa Jokowi belum cocok untuk diusung maju sebagai calon presiden (Capres) karena baru dua tahun memimpin Jakarta. [wip]