(IslamToday ID) – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Martinus Hukom menjelaskan, akan memperkuat unsur intelijen hingga ke daerah pelosok negeri untuk bisa menekan peredaran narkotika di tahun 2025 mendatang.
Menurutnya, penggelaran personel intelijen di seluruh wilayah, khususnya wilayah rawan peredaran narkotika, bakal ampuh untuk memberantas aktivitas terlarang itu. Karena, kata dia, kontra jaringan diperlukan bagi peredaran narkotika yang punya jaringan kuat.
“Kita harap penggelaran intelijen ini menguatkan deteksi dini, sehingga kita lebih maju,” ucap Marthinus saat Konferensi Pers di Kantor BNN RI, Cawang, Jakarta Timur, Senin (23/12/2024).
Mantan Kepala Densus 88 Anti Teror Polri itu menilai, bahwa struktur kejahatan narkotika hampir sama dengan terorisme. Keduanya, kata dia, merupakan kejahatan yang terorganisasi, lintas batas, dan terkendali.
Namun, kata Marthinus, ada suatu hal yang membedakan yakni soal jaringan. Dia menyebut, jaringan terorisme itu tersentral dan terdiri dari beberapa faksi, sedangkan untuk narkoba memiliki berbagai jaringan.
Untuk itu, dia bakal menggunakan sistem pengejaran tidak terputus demi memberantas peredaran narkoba. Menurutnya, kerja-kerja untuk menangani hal itu harus dilakukan selama 24 jam, non-stop.
“Bagaimana kita menekan mereka, maka kita harus membangun kontra jaringan, ketika mereka membangun, kita harus kontra, artinya harus ada penggelaran intelijen di seluruh daerah,” tuturnya.
Selain itu, Marthinus juga menyoroti kerawanan terhadap masuknya narkoba, khususnya berbahan sintetis, dari berbagai negara seperti Myanmar, Afghanistan, hingga negara-negara Amerika Latin. “Masuknya lewat perairan Selat Karimata, Kepulauan Riau, ini semua potensi masuknya narkoba,” ucap dia.
Marthinus menjelaskan, masyarakat pun perlu menyadari bahwa keuntungan yang didapat dari bisnis narkoba itu bersifat ilusif. Sebab, kata dia, peredaran narkoba menimbulkan kejahatan konvensional lainnya.
“Pasar tergantung pada bagaimana masyarakat, Indonesia rentan terhadap intervensi narkoba itu, seperti banyak muncul kampung narkoba,” pungkas Kepala BNN itu. [nfl]