(IslamToday ID) – Masuknya mantan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam daftar pimpinan terkorup di dunia menuai perhatian luas masyarakat Indonesia. Ada yang membela namun tidak sedikit yang melontarkan kritikan tajam terhadapnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf juga tidak ketinggalan menanggapi pemberitaan mengenai Presiden ke-7 RI Jokowi yang masuk dalam pimpinan terkorup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Gus Yahya mempertanyakan atas dasar apa daftar pemimpin korup tersebut dibuat oleh Non-Governmental Organization (NGO) OCCRP itu.
“Ini NGO yang mereka lontarkan dasarnya apa. Publik sebetulnya juga enggak terlalu mengerti,” ucap Gus Yahya.
Gus Yahya bahkan mempertanyakan kredibilitas lembaga OCCRP tersebut, sampai membuat daftar pemimpin terkorup dunia. Menurut dia, seharusnya yang membuat daftar tersebut adalah lembaga seperti pengadilan.
“Kita juga enggak tahu apakah ini cukup kredibel atau enggak begitu, tapi ini NGO ya, saya juga baru dengar ada OCCRP, baru kali ini saya dengar,” kata dia.
Gus Yahya menilai, bahwa hasil tersebut adalah bagian dari kampanye politik yang ke arah negatif.“Sekarang siapa saja bisa bikin lembaga apa saja, kemudian membuat kampanye dengan cara yang saya kira semua orang bisa,” imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, NGO OCCRP merilis daftar tokoh dunia yang masuk nominasi pemimpin paling korup 2024. Selain Jokowi, daftar itu juga mencantumkan Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, pengusaha India Gautam Adani, dan Presiden terguling Suriah, Bashar Al-Assad. [nfl]