(IslamToday ID) – Sebagai dua sayap organisasi islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) diharapkan untuk bersatu membangun bangsa Indonesia khususnya di bidang ekonomi.
“Jumlah umat Islam di Indonesia sampai saat ini masih mendominasi, akan tetapi kekuatan jumlah tersebut masih belum bisa menentukan arah dan kebijakan yang diproduksi oleh pemimpin di Indonesia,” ungkap Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas, dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Sabtu (22/2/2025).
Ia menyebut, bahwa dalam suatu negara terdapat segelintir kelompok pemodal, yang berselingkuh dengan pemangku kebijakan. Kenyataan tersebut bisa ditemukan tak hanya di Indonesia.
Oleh karenanya, kata dia, situasi rumit menjadikan kebijakan produksi oleh pemangku kebijakan seringkali tidak proporsional. Padahal seyogyanya kebijakan tersebut berpihak kepada rakyat secara luas, bukan hanya segelintir kepentingan saja.
“Oleh karena itu bagi saya ini, tibalah saatnya bagi Muhammadiyah dan NU untuk bersatu,” harap Pengamat Ekonomi Islam itu.
Menurut Anwar, sebagai ormas Islam yang berpegang pada ajaran Allah SWT untuk bersatu, adil, dan amanah. Maka jika kedua ormas ini bisa bergandeng tangan untuk membangun Indonesia, diharapkan akan membangun persatuan dan kesatuan negeri ini.
Di bidang ekonomi, imbuhnya, Islam tidak anti kekayaan. Oleh sebabnya, orang kaya tidak perlu khawatir karena tidak akan dimiskinkan. Karena dalam Islam bukan mengecilkan yang besar, tapi membesarkan yang kecil.
Melihat kondisi kelas ekonomi rakyat Indonesia, Anwar menggambarkannya dengan kondisi piramida. Di puncak piramida adalah kelompok kaya raya yang jumlahnya kecil, sementara kelas menengah yang berada di tengah, dan kelas bawah berada di alas piramid namun jumlahnya begitu banyak.
Dia berharap, pemerintah memberikan perhatian besar pada kelompok kelas bawah yang berada di alas piramida ini. Sehingga mereka bisa melakukan mobilitas vertikal untuk bergerak terus naik ke atas, hingga jumlah kelas bawah ini terus menyusut.
“Selain itu, perbankan diharapkan tidak hanya memberikan kucuran pinjaman lebih besar ke kelompok pengusaha kaya, namun hanya menetes sedikit kelompok pengusaha kecil atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” tutup Anwar.
Diketahui, Anwar Abbas menyampaikan paparan dan harapannya tersebut, di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dalam acara RAT Anggota Tahun VIII BTM Pemalang, Sabtu kemarin.[nnh]