(IslamToday ID) – Upaya pemerintah menghadirkan pangan pokok agar lebih dekat ke masyarakat, dibuktikan dengan peluncuran Operasi Pasar (OP) Pangan Murah.
OP Pangan Murah yang dipusatkan via jaringan Kantor PT Pos Indonesia se-Indonesia ini, menjadi penambah OP dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM), yang telah reguler dilaksanakan Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama segenap pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan, langkah kolaboratif pemerintah ini bertujuan menjaga kestabilan harga yang cenderung fluktuatif jelang Ramadan.
“Hari ini, 6 hari sebelum bulan Puasa, Badan Pangan Nasional bersama-sama, kita keroyokan launching operasi pasar dan Gerakan Pangan Murah (GPM) se-Indonesia,” jelas Arief dikutip dari website resmi Bapanas, Senin (24/2/2025).
Ia menyebut, bahwa hari ini dimulai dengan 215 Kantor Pos yang merupakan titik-titik yang ramai terlebih dahulu. Saat ini, pemerintah telah menyiapkan juga operasi pasar di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
“Hari ini juga, secara serentak dinas-dinas yang urusannya pangan pertanian dan perdagangan melakukan hal yang sama. Tujuannya supaya harga tetap baik,” sambungnya.
Kepala Bapanas menjelaskan, bahwa operasi pasar dan GPM digelar memang agak jauh lokasinya dari pasar-pasar. Sebab, tata niaga yang ada tetap harus ada seperti biasa. Di sisi lain, jalur eksisting (pasar yang ada) harus tetap berjalan.
Sebagaimana diketahui, OP Pangan Murah ini ditargetkan dapat mencapai 4.500 titik dengan jaringan PT Pos Indonesia. Di samping itu, turut didukung pula Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian di 88 titik lokasi.
Kemudian, PT Charoen Pokphand Indonesia dengan 2.200 gerai dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dengan 553 gerai, turut mendukung dengan menjual daging ayam ras beku dengan harga khusus Rp 34.000 per ekornya.
“Pelaksanaannya direncanakan ada setiap hari, mulai pukul 08.00 sampai 11.00 waktu setempat sampai (29/3/2025) atau H-3 Idulfitri 1446 Hijriah,” ungkap Arief.
Adapun, lanjutnya, pangan pokok strategis yang diprioritaskan dijual dengan harga khusus, antara lain: Minyakita, bawang putih, gula konsumsi, daging kerbau beku, dan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
Sementara dengan target kuantitas 5 pangan pokok tersebut, dapat menjadi faktor penekan harga di pasaran umum. Minyak goreng MinyaKita targetnya total 70 ribu kiloliter atau sekitar 15,32 persen dari kebutuhan konsumsi bulanan secara nasional yang reratanya di 457 ribu kiloliter. Harga khusus OP adalah di Rp 14.700 per liter, dengan pembelian maksimal 2 liter per tiap konsumen.
Untuk bawang putih, total pasokan 20 ribu ton atau sekitar 39,22 persen dari kebutuhan konsumsi bulanan yang 51 ribu ton. Harga khususnya di Rp 32.000 per kilogram (kg), dengan maksimal pembelian 1 kg tiap konsumen.
Gula konsumsi ditargetkan 50 ribu ton atau sekitar 21,28 persen dari kebutuhan konsumsi bulanan yang 235 ribu ton. Harga khususnya Rp 15.000 per kg, dengan maksimal 2 kg per konsumen.
Untuk daging kerbau beku, ditargetkan total 19 ribu ton atau sekitar 30,16 persen dari kebutuhan konsumsi nasional daging yang di kisaran 63 ribu ton. Harga khususnya di Rp 75.000 per kg, dengan maksimal pembelian 2 kg setiap konsumen.
Beras SPHP, sementara ini ditargetkan 100 ribu ton yang dibagi ke Zona 2 dan 3. Harga khusus di Zona 2 yang meliputi wilayah Sumatera kecuali Lampung, Sumsel, Kalimantan, dan NTT adalah Rp 12.300 per kg. Sementara harga khusus Zona 3 yang mencakup wilayah Maluku dan Papua adalah Rp 12.600 per kg. Pembelian maksimalnya adalah 10 kg per konsumen.
“Saya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak. Ini ada Pinsar, ada Peternak Layer Nasional, itu untuk ayam dan telur. Kemudian GIMNI, pengusaha minyak nabati terlibat. Ada Bulog, ID FOOD, PTPN, Berdikari, dan PPI. Ini semua teman-teman bersama kita menyiapkan ini semua,” imbuhnya.
Selain itu, kata dia, Operasi pasar ini terus dijalankan, sehingga masyarakat bisa beribadah lebih tenang, lebih khusyuk, dan nanti menjelang lebaran, bisa terus melakukan hal yang sama seperti ini.
“Operasi pasar ini untuk masyarakat luas ya, bukan untuk trader. Jadi ketersediaan pangan kita cukup, sudah kita hitung semua. Tinggal kita pastikan sampai ke semua titik itu,” tutup Kepala Bapanas.[nnh]