(IslamToday ID) – Pendakwah karismatik Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengatakan, Puasa Ramadhan adalah ibadah yang penuh dengan keutamaan dan hikmah. Selain menahan diri dari makan dan minum, puasa juga menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan meraih ridha Allah SWT. Keutamaan ibadah puasa, kata dia, telah banyak dibahas dalam berbagai literatur Islam, salah satunya adalah dalam Kitab Shahih al-Bukhari, yang menjadi rujukan utama dalam kajian hadits.
“Puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga melatih kesabaran, mengontrol emosi, dan memperbanyak amal kebaikan. Dengan memahami keutamaan puasa, diharapkan kita semakin termotivasi dalam menunaikannya dengan penuh keikhlasan,” jelas Ustadz Adi Hidayat saat mengisi kajian shubuh di Masjid Al Azhar Jakapermai, Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (2/3/2025).
UAH menambahkan, setiap ibadah yang diperintahkan Allah SWT memiliki ganjaran yang luar biasa bagi pelakunya. Dalam Al-Qur’an, Allah menjanjikan surga seluas langit dan bumi bagi orang-orang yang bertakwa. Surga ini diperuntukkan bagi mereka yang senantiasa menjaga keimanan dan beramal saleh, termasuk menunaikan puasa Ramadan dengan sungguh-sungguh.
Kemudian, UAH menjelaskan Qur’an Surat Ali Imran ayat 133-134, orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang dermawan, mampu menahan amarah, dan mudah memaafkan kesalahan orang lain. Puasa menjadi salah satu sarana untuk melatih sifat-sifat tersebut, sehingga semakin mendekatkan diri kepada Allah dan meraih janji-Nya.
“Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa adalah perisai yang melindungi seseorang dari perbuatan buruk dan siksa neraka. Orang yang benar-benar menjalankan puasa dengan niat yang lurus akan merasakan manfaatnya, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Rasulullah SAW juga menekankan bahwa orang yang berpuasa hendaknya menjaga lisannya dari kata-kata kotor dan mengendalikan emosinya,” kata UAH.
Jika ada yang mengajak bertengkar, kata UAH, hendaknya mengatakan, “Aku sedang berpuasa,” sebagai bentuk pengendalian diri. Dengan demikian, puasa tidak hanya menjadi ibadah individu, tetapi juga memiliki dampak sosial yang besar dalam menciptakan kehidupan yang harmonis.
Puasa memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Salah satu keutamaannya, kata ustadz Adi Hidayat adalah bahwa Allah SWT langsung yang akan memberikan ganjaran bagi orang yang berpuasa. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman:
“Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan memberikan balasannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, Hadits tersebut menunjukkan betapa istimewanya ibadah puasa. Tidak seperti ibadah lainnya yang pahalanya telah ditentukan, puasa memiliki keutamaan khusus karena Allah sendiri yang akan memberikan balasan sesuai dengan kadar keikhlasan hamba-Nya. Ini menjadi motivasi besar bagi umat Islam untuk menjalankan puasa dengan sungguh-sungguh, tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dapat mengurangi nilai ibadahnya.
Selain itu, keutamaan puasa lainnya adalah sebagai sarana penghapusan dosa. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut, kata UAH, menegaskan bahwa puasa yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keimanan akan membawa manfaat besar, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Pengampunan dosa ini menjadi bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah.
UAH mengatakan, puasa juga menjadi sarana untuk meningkatkan disiplin dan kesabaran. Seorang Muslim yang berpuasa harus bisa mengontrol hawa nafsunya, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Inilah yang menjadikan puasa sebagai latihan spiritual yang luar biasa, membentuk karakter yang lebih baik dan meningkatkan kualitas diri.
Dalam menjalankan puasa, kata UAH, Rasulullah SAW telah memberikan contoh terbaik kepada umatnya. Salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan hadits tentang puasa adalah Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Sebelum masuk Islam, Abu Hurairah adalah seorang pencari kebenaran yang tidak puas dengan keyakinan sebelumnya. Setelah mendengar tentang Islam, ia datang ke Madinah dan bersyahadat langsung di hadapan Rasulullah SAW.
“Saya katakan, salah satu keistimewaan Abu Hurairah adalah semangatnya dalam menuntut ilmu. Ia selalu berusaha menghadiri setiap majelis Rasulullah SAW, mencatat, dan mengamalkan ilmu yang didapatnya. Bahkan, Rasulullah SAW pernah mendoakan agar hafalan Abu Hurairah kuat dan tidak mudah lupa. Berkat kesungguhannya, ia menjadi salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis, termasuk tentang keutamaan puasa,” ungkap kader Muhammadiyah itu.
UAH menambahkan, salah satu pelajaran berharga dari Abu Hurairah adalah bagaimana ia tidak hanya menghafal ilmu, tetapi juga mengamalkannya. Ketika Rasulullah SAW mengajarkan tentang kasih sayang terhadap makhluk hidup, Abu Hurairah langsung mempraktikkannya. Ia dikenal sebagai pecinta kucing dan sering merawat anak kucing liar. Dari sinilah ia mendapat julukan Abu Hurairah yang berarti “Bapak Kucing Kecil.” Kisah ini, kata UAH, mengajarkan bahwa ilmu agama bukan hanya untuk dihafal, tetapi juga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ustadz Adi Hidayat menuturkan, Puasa Ramadhan adalah ibadah yang penuh dengan keutamaan dan manfaat. Selain menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan, puasa juga mendidik umat Islam agar lebih disiplin, sabar, dan peduli terhadap sesama. Janji Allah tentang surga bagi orang-orang yang bertakwa seharusnya menjadi motivasi utama bagi setiap Muslim untuk menjalankan ibadah ini dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Di akhir, Ustadz Adi Hidayat memohon, “Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menjalankan puasa dengan baik dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Dengan memahami keutamaan puasa dan mengamalkan ajaran Rasulullah SAW, kita tidak hanya mendapatkan manfaat spiritual, tetapi juga mampu membangun karakter yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” tutup Ustadz Adi Hidayat. [nfl]