(IslamToday ID) – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengisi tausiyah pada peringatan Nuzulul Qur’an di Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Jumat (14/3).
Dalam tausiyahnya, Menag Nasaruddin menyoroti pentingnya mewaspadai berbagai bentuk gratifikasi. Ia menegaskan, gratifikasi tidak selalu berbentuk uang, emas, atau harta benda, namun juga bisa hadir dalam bentuk seksual dan spiritual.
“Gratifikasi bisa hadir dalam bentuk spiritual, misalnya seseorang yang tampak alim namun memiliki niat buruk. Bisa juga hadir dalam bentuk seksual, misalnya pejabat yang menerima hiburan demi melancarkan proyek tertentu. Ini sangat berbahaya,” jelas Menag Nasaruddin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (14/3/2025) siang.
Kemudian, kata Menag Nasaruddin, gratifikasi seksual, dan jumlahnya banyak. Ia menyebut, beberapa pejabat terkadang disuguhi berbagai hal untuk kepentingan tertentu, seperti disuguhi perempuan nakal, agar mau membeli barang yang di tawarkan.
Ihwal gratifikasi spiritual, Menag Nasaruddin mengisahkan cerita tentang Abu Hurairah RA ketika ditugaskan menjaga Baitul Mal oleh Rasulullah SAW. Dalam kisah itu, Abu Hurairah memergoki seorang pencuri. Namun Abu Hurairah tidak menangkapnya, dan malah melepaskannya karena pencuri tersebut telah mengajarkan wirid Ayat Kursi sebagai imbalan.
Kemudian, kata Menag, Rasulullah SAW kemudian mengungkapkan kepada Abu Hurairah bahwa pencuri tersebut adalah iblis yang berusaha menipu, meskipun apa yang diajarkan tentang Ayat Kursi memang benar.
“Hati-hati terhadap gratifikasi spiritual. Iblis pun bisa memberikan hadiah berupa ilmu wirid. Kita harus selalu waspada,” pesan Menag Nasaruddin.
Di akhir tausiyah, Menag Nasaruddin mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan makna husnul khatimah, tidak hanya dalam konteks kematian, tetapi juga dalam menyelesaikan tugas atau jabatan dengan bersih tanpa catatan gratifikasi.
Dalam kesempatan itu juga, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas tausyiah dari Menag Nasaruddin.
“Ini adalah suatu kehormatan besar bagi kami semua di BMKG. Kami sangat merindukan kesejukan bahasa-bahasa ilahi dari beliau. Seperti alat deteksi gempa dan cuaca yang perlu dikalibrasi agar tidak error, inilah saatnya kita melakukan kalibrasi jiwa dan rohani,” ucap Dwikorita.
Ia juga berharap, momen ini menjadi motivasi dan petunjuk untuk terus berjuang di jalan Allah SWT, serta memperkuat integritas dalam melaksanakan tugas dan amanah. [nfl]